Lebak (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Pusat memberdayakan masyarakat pedalaman Kabupaten Lebak melalui kerajinan keripik pisang dengan program "Zakat Community Development" untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.

"Kami berharap melalui kerajinan itu mampu meningkatkan ekonomi mereka sehingga yang awalnya kaum mustahik (penerima zakat) hingga menjadi muzakki (pemberi zakat)," kata Sahabat Zakat Community Development Baznas Pusat Kardi di Lebak, Selasa.

Produksi kerajinan keripik pisang tersebut kini dipasarkan di minimarket pesantren setempat juga toko dan warung-warung di sekitar Lebak Gedong.

Kerajinan aneka pisang itu dipusatkan di Kampung Zakat Desa Ciladaeun Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak dengan lokasi di kawasan kaki Gunung Halimun Salak.

Baca juga: Ponpes-panti asuhan di Manado dapat bantuan infaq Baznas Sulut

Baca juga: Pandemi COVID-19, Baznas Sulut ajak umat bayar zakat secara


Program "Zakat Community Development" bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat kaum mustahik agar mereka nantinya menjadi kaum muzakki.

Karena itu, pendamping sahabat "Zakat Community Development" melakukan pelatihan kerajinan pisang kepada kelompok komunitas Banana Cinta yang anggotanya kaum ibu-ibu.

Pelatihan kerajinan itu, kata dia, Baznas yang menyalurkan permodalan sebesar Rp68 juta, namun dana tersebut sebagian belum terserap dan berada di Baznas Provinsi Banten.

Sebab, dirinya memaksimal terlebih dahulu dana yang sudah terserap dan jika membutuhkan dana tentu bisa diambil dari Baznas Banten itu.

Mereka kelompok Banana Cinta diberikan pelatihan kerajinan dengan melibatkan instuktur dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga difasilitasi perizinan, terdaftar Dinas Kesehatan, pemberian sertifikasi halal dan peningkatan kemasan.

Selama ini, kata dia, produksi kerajinan keripik pisang dengan memiliki 10 varian bisa menggulirkan keuntungan Rp1,5 juta/bulan.

Disamping itu juga pihaknya memberikan  sosialisasi tentang edukasi budaya hidup bersih serta pencegahan dan penanganan kekerdilan (stunting) pada anak usia bawah lima tahun (Balita).

"Kami menargetkan ke depan kerajinan keripik pisang bisa menembus pasar supermarket sehingga dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat pedalaman," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Ketua Kelompok Banana Cinta Siti Sa'adah mengatakan motivasi kaum ibu-ibu menggeluti usaha kerajinan keripik pisang cukup tinggi karena dapat pembinaan dan pelatihan hingga permodalan dari Baznas Pusat melalui program "Zakat Community Development".

"Kami sudah memproduksi kerajinan keripik pisang dan mampu memenuhi pemintaan minimarket pesantren," katanya menjelaskan.

Baca juga: BAZNAS kerahkan tim kesehatan pantau kejiwaan warga saat COVID-19

Baca juga: BAZNAS buka pendaftaran beasiswa perguruan tinggi untuk dhuafa

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020