Jakarta (ANTARA) - Industri e-commerce pekan ini diterpa isu keamanan siber, jutaan data pelanggan diduga bocor dan diperjual-belikan di situs gelap.

Data 15 juta pengguna Tokopedia berupa nama, alamat email, hashed password dan nomor ponsel kemungkinan diambil peretas dan dijual di situs gelap. Tokopedia hingga hari ini masih menelusuri kasus peretasan tersebut.

Hari ini, beredar kabar data dari 13 juta akun pelanggan Bukalapak bocor dan dijual, namun, platform dagang online tersebut menyatakan tidak benar dan tautan yang disertakan untuk kabar tersebut merupakan peristiwa tahun lalu.

Baca juga: Bukalapak bantah diretas dan data bocor

Baca juga: Data pengguna Tokopedia diretas, UU Perlindungan Data Pribadi urgen

Bukalapak memberikan sejumlah langkah agar akun pengguna tidak mudah diretas, seperti berikut ini, dikutip dari keterangan resmi.

Pertama, pengguna diminta tidak menggunakan kata kunci yang sama untuk beberapa akun atau situs apa pun sekaligus.

Kedua, selalu gunakan kata kunci yang kompleks agar tidak udah diketahui orang lain, bisa berupa kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, karakter spesial.

Ketiga, jika memiliki akun di beberapa platform, manfaatkan teknologi password manager untuk membuat kata kunci yang berbeda-beda dan lebih mudah diingat.

Keempat, Bukalapak meminta pengguna mereka untuk menggunakan verifikasi dua langkah, two-factor authentication atau 2FA.

Terakhir, pastikan alamat situs yang dikunjungi akurat.

Baca juga: Kominfo koordinasi dengan BSSN untuk kebocoran data Tokopedia

Baca juga: Data 15 juta pengguna Tokopedia dikabarkan bocor

Baca juga: Tokopedia: keamanan data prioritas kami


 

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020