banyaknya minat investor terhadap Global Bond yang diterbitkan BUMN ini menjadi bukti bahwa Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi menarik
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai bahwa minat investor terhadap obligasi global yang diterbitkan BUMN menunjukkan Indonesia masih menjadi salah satu tujuan investasi menarik di dunia.

"Di tengah kondisi pasar global yang tidak pasti, banyaknya minat investor terhadap Global Bond yang diterbitkan BUMN ini menjadi bukti bahwa Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi menarik di dunia," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Untuk itu, Erick Thohir mendorong kepada BUMN lain terus kreatif dalam mencari pendanaan, penerbitan obligasi dalam dolar AS ini patut untuk ditiru.

Pada Selasa (5/5), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sukses menerbitkan instrumen obligasi dalam dolar AS atau Global Bond sebesar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp7,5 triliun (kurs Rp15.000)

Dalam proses penawarannya, obligasi Bank Mandiri itu mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hampir lima kali dari besaran obligasi yang ditawarkan Bank Mandiri. Total permintaan investor mencapai 2,4 miliar dolar AS.

Adapun investor yang membeli Global Bond Bank Mandiri dari Asia sebanyak 66 persen dan 34 persen dari Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Serikat.

Sementara kupon yang ditawarkan oleh Bank Mandiri sebesar 4,75 persen. Kupon yang ditawarkan ini lebih tinggi dari global bond yang ditawarkan pemerintah pada awal April 2020 yang sebesar 3,9 persen. Sedangkan jangka waktu kontrak surat utang ini hingga 2025 atau memiliki tenor selama lima tahun.

Bank Mandiri mendapat rating Baa2 Stable dari Moody's, BBB- Negative dari S&P dan BBB- Stable dari Fitch.

Sebelumnya, PT Hutama Karya (Persero) juga sukses menerbitkan Global Bond sebesar sebesar 600 juta dolar AS dengan kupon yang ditawarkan sebesar 3,75 persen.

Dalam penawarannya, HK mencatat kelebihan permintaan hingga  enam kali dari nilai yang diterbitkan. Adapun Investor yang melakukan pembelian Global Bonds berasal dari Asia (42 persen), Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (30 persen), dan Amerika Serikat (28 persen).


Baca juga: BKPM ungkap penyebab tingginya investasi Singapura di Indonesia

Baca juga: Maluku Utara primadona investasi asing di timur Indonesia

Baca juga: Indef prediksi investasi turun meski neraca dagang RI surplus


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020