Garut (ANTARA News) - Adanya pengaruh kandungan unsur kimia dari dalam perut bumi, bisa menyebabkan air danau gunungapi Papandayan di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut, Jawa Barat, berwarna bahkan kerap berubah-ubah.

Air danau kawah baru bertemperatur 20,2 derajat Celsius pada gunungapi berketinggian 2.665 mdpl tersebut, selama ini berwarna coklat namun bisa berubah menjadi warna hijau, abu-abu maupun telur asin, ungkap Ketua Pos Pengamat Gunungapi tersebut Momon ketika ditemui ANTARA, Minggu.

Meski tidak membahayakan, namun kepada wisatawan tetap diserukan agar menjaga jarak atau tidak mendekat pada seluruh kawah gunungapi itu, sehubungan pada akhir musim liburan ini masih banyak didatangi pengunjung maupun wisatawan dari berbagai daerah, katanya.

Menyusul kondisi keaktifannya, masih berfluktiatif dengan intensitas kegempaan vulkanik serta tektoniknya bervariatif atau turun naik, bahkan sejak 16 April 2008 hingga kini bersratus level II (Waspada).

Sedangkan temperatur kawah Balagadama berkisar 107,5 derajat Celsius, yang semula 105-108 derajat Celsius, kemudian beberapa lubang di kawah mas terdiri 163 derajat Celsius, kawah mas II (263 derajat Celsius), kawah mas III (282 derajat Celsius) dan kawah IV (290 derajat Celsius).

Gunungapi ini memiliki periode Letusan berkisar 1 dan 151 tahun, dengan rincian setelah meletus 1772, letusan berikutnya tahun 1923, kemudian pasca letusan 1923, ritme letusannya semakin sering.

Yakni pada tahun 1924, 1925, dan terakhir pada tahun 1926 namun setelah tahun 1923, sangat lama terjadi lagi letusan dari Kawah Mas (kawah pusat termuda G.Papandayan).

Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi-nya meliputi Batuan Beku berupa cadangan batuan beku yang cukup berlimpah, berupa lava berkomposisi andesit dan andesitbasaltik, yang bisa dimanfaatkan menjadi batu belah dan batu lempengan untuk keperluan bahan bangunan dan batu hias serta pengerasan jalan dan pembuatan jembatan.

Selain itu terdapat Belerang (Sulfur), yang bisa dipergunakan untuk pembuatan pupuk. dengan akses jalan menuju Kawah Mas sudah beraspal dengan kondisi relatif baik, kecuali antara tempat parkir dan Kawah Mas, juga terdapat cadangan kaolin yang relatif sedikit.

Bisa dimanfaatkan untuk pembuatan porselin dan obat-obatan, dengan cadangan yang cukup melimpah di kawasan gunungapi itu, katanya. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009