Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyelenggarakan tes cepat (Rapid Test) COVID-19 dan suntik vitamin C kepada anggota Polres Jakarta Selatan dan anggota Keluarga Besar Putra Putri Polri.

Kegiatan itu diselenggarakan ​​bersama organisasi kemasyarakatan Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS), Relawan 4 Pilar, PP Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri dan PD KBPP Polda Metro Jaya dengan diikuti 250 orang.

"Selama pandemi COVID-19, para anggota kepolisian tak mungkin bekerja dari rumah (work from home). Mereka bahkan harus kerja lebih keras memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat tetap terlaksana di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tingginya aktivitas maupun interaksi sosial mereka di lapangan, menjadikan Polisi termasuk kalangan yang rentan terpapar COVID-19," ujar Bamsoet berdasarkan pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Bamsoet menambahkan, Rapid Test itu adalah upaya meminimalisir penyebaran COVID-19 di intern kepolisian, sekaligus mempermudah kinerja para anggota Polri yang bertugas di lapangan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Mantan Ketua DPR RI itu memaparkan data terbaru Singapore University of Technology and Design (SUTD) yang semula memprediksi wabah COVID-19 di Indonesia berakhir pada 6 Juni 2020, mundur menjadi 23 September 2020.

Sementara negara tetangga seperti Singapura, diprediksi keluar dari wabah COVID-19 pada 12 Juni 2020. Sedangkan Malaysia pada 16 Juli 2020.

Baca juga: Berjuang lawan Corona, Bamsoet: Pemerintah beri beasiswa dokter muda

Semakin berlarutnya COVID-19, akan semakin membawa banyak dampak terhadap kehidupan kesehatan, sosial, hingga ekonomi masyarakat. Salah satunya, kepolisian dituntut ekstra keras mewaspadai potensi tindakan kriminal akibat kesulitan ekonomi yang dihadapi masyarakat.

"Prediksi menggunakan artificial intelligence (AI) ini memang bukan menjadi patokan pasti. Namun setidaknya bisa menjadi peringatan kepada kita, apabila tidak disiplin menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tak menutup kemungkinan penyelesaian wabah COVID-19 di Indonesia akan mundur kembali," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia itu mengingatkan masyarakat agar tak mencibir, mendiskriminasi, apalagi mengucilkan hingga mengusir kalangan yang rentan terpapar COVID-19. Semisal, dokter, tenaga kesehatan, ataupun aparat kepolisian. Mereka sejati pahlawan yang merelakan dirinya berada di gugus depan dalam perang melawan COVID-19.

"Semangat dan doa dari seluruh warga justru akan menjadi penguat bagi aparat kepolisian, dokter, tenaga kesehatan maupun saudara-saudara kita yang terkena virus COVID-19. Penyebaran virus ini tak mengenal status sosial, ekonomi, pendidikan maupun hal lainnya. Siapapun dalam kondisi apapun rentan terpapar," ujar Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Bela Negara FKPPI itu juga menekankan perlunya digalakkan kolaborasi sosial gotong royong seluruh elemen bangsa. Apalagi dampak COVID-19 tak hanya pada kesehatan, namun juga pada kondisi sosial ekonomi.

"Bantulah sekecil apapun yang kita bisa. Minimal, dengan disiplin berdiam diri di rumah dan menjaga jarak serta memakai masker jika harus bepergian ke luar rumah," pungkas Bamsoet.

Baca juga: Bamsoet minta pemerintah potong harga BBM bagi pengemudi taksi

Baca juga: Rapid test digelar Bamsoet, hasilnya 200 orang negatif COVID-19

Baca juga: Bamsoet: Jangan terburu-buru relaksasi PSBB

Baca juga: Bamsoet dorong hotel jadi tempat istirahat dokter dan tenaga kesehatan

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020