Kinerja industri yang positif tentu akan berkontribusi pada tingkat ketenagakerjaan dan juga daya beli
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mendorong adanya pemulihan kinerja perdagangan internasional untuk meningkatkan kinerja perekonomian usai pandemi COVID-19 berakhir.

Felippa dalam pernyataan di Jakarta, Rabu, menyatakan pemulihan perdagangan internasional ini tidak hanya berpengaruh kepada neraca perdagangan tapi juga berdampak positif kepada kinerja industri.

"Kinerja industri yang positif tentu akan berkontribusi pada tingkat ketenagakerjaan dan juga daya beli masyarakat," katanya.

Ia menambahkan pembenahan kinerja ekspor maupun impor ini juga dapat menggairahkan kembali investasi yang sempat lesu dalam beberapa tahun terakhir.

Pembenahan sektor investasi itu sangat penting untuk menekan tingkat pengangguran karena pandemi COVID-19 diperkirakan akan menambah angka kemiskinan 1,3 juta hingga 8,5 juta orang.

Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah perlu meminimalkan adanya hambatan pada perdagangan, baik hambatan tarif maupun non-tarif.

Beberapa contoh hambatan tersebut antara lain adalah pengenaan bea cukai dan kebijakan terkait sistem kuota serta sistem pengajuan yang rumit.

Selain itu, lanjut Felippa, pemerintah juga dapat memanfaatkan perjanjian perdagangan yang sudah ada maupun mendorong perjanjian perdagangan baru.

Upaya ini perlu dilakukan mengingat penyebaran wabah telah menyebabkan terjadinya disrupsi pada perdagangan internasional dan negara-negara masih menahan proses ekspor maupun impor.

"Bisa dibayangkan kalau Indonesia membutuhkan komoditas yang tidak mampu diproduksi sendiri. Penutupan ekspor impor tentu memengaruhi stabilitas harga di dalam negeri," katanya.

Saat ini, negara-negara seperti Vietnam maupun India sudah membatasi ekspor beras, gula maupun daging kerbau karena lebih memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.

Indonesia bahkan sudah melarang adanya ekspor kebutuhan medis, alkohol, bahan baku pembuatan masker termasuk masker untuk prioritas penanganan kesehatan.

Baca juga: Menteri PPN: Percepatan pemulihan sosial ekonomi fokus RKP 2021
Baca juga: BI optimistis pemulihan ekonomi Jatim lebih cepat usai COVID-19
Baca juga: BKF harap PP Program Pemulihan Ekonomi segera ditandatangani Presiden

Pewarta: Satyagraha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020