Jakarta (ANTARA News) - Wilayah Timur Indonesia mulai memasuki musim kemarau ditandai dengan susutnya volume sejumlah waduk yang selama ini memasok kebutuhan irigasi dan air minum.

"Kemarau sudah dirasakan mulai Jawa Timur ke arah Timur Indonesia, sementara di Barat masih normal," kata Dirjen Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum, Iwan Nusyirwan Diar di Jakarta, Kamis.

Sebagian waduk di wilayah Timur Indonesia sudah melaksanakan pola kering untuk menghemat penggunaan air agar tetap dalam kondisi aman hingga datang musim hujan, jelas Iwan.

Sejumlah waduk yang elevasinya mulai dibawah normal diantaranya yang besar-besar Waduk Sermo di Yogyakarta dan Waduk Sutami, bahkan untuk Waduk Bili-Bili di Sulawesi Selatan sudah masuk kategori kering, papar Iwan.

Terkait kemarau, Iwan minta kepada petani terutama di daerah yang waduknya mulai di bawah normal agar dapat mentaati pola dan tata tanam sehingga air dapat dimanfaatkan seefisien mungkin, jelasnya.

Iwan telah mengindikasikan enam kabupaten di Pulau Jawa akan mengalami kekeringan selama kemarau dengan areal luas 1734 hektar, terbesar di Jawa Tengah dengan luasan 1085 hektar.

Meski demikian pemerintah melalui data BMG mengindikasikan kekeringan yang terjadi tahun 2009 ini masih lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Tahun ini jumlah daerah dan waduk yang mengalami kekeringan hingga Juni 2009 lebih sedikit. Untuk mengantisipasi kekeringan, para petani disarankan untuk mengatur pola tanam yakni dengan tidak menamam padi saat musim kemarau, ujarnya.

Dia mengatakan, antisipasi dalam menghadapi kekeringan khususnya dalam mendukung ketahanan pangan yaitu dengan pemberdayaan petani.

Yakni membina petani untuk menaati pola tanam dan tata tanam. Selain dengan menghemat penggunaan air. Agar pada saat musim kemarau petani tidak menanam padi atau tanaman yang memerlukan banyak air. Khususnya sawah yang menggunakan air sungai seperti di Cimanuk dan Indramayu.

"Sebaiknya, petani menanam tanaman yang sedikit memerlukan air," ujar Iwan. Upaya lain yang dilakukan pemerintah yakni peningkatan kapasitas penyediaan air dengan merehabilitasi waduk dan embung.

Pemerintah juga telah mendistribusikan 186 unit pompa air untuk wilayah timur yakni Sulawesi I, Bali, NTB dan Maluku. Di wilayah barat yakni Cimanuk Sisanggarung, Citanduy, Bengawan Solo, Citarum, Sumatra VII, Sumatra VIII, Cidanau-Ciujung- Cidurian, Brantas dan Mesuji Sekampung didistribusikan 150 unit pompa air dengan kapasitas masing-masing 25 lt/dtk.

Menurut Iwan, muka air waduk utama seperti Waduk Djuanda, Waduk Siguling, Waduk Selorejo dan Waduk Wonorejo masih dalam keadaan normal.

Menurut data dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memprakirakan musim kemarau 2009 adalah musim Kemarau Basah (musim kemarau yg masih berpeluang terjadi hujan).

Daerah - daerah yang akan terlanda kekeringan (hujan < 50 mm/bulan) adalah Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian utara dan sebagian Papua.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009