Perkembangan harga-harga pada Mei 2020 diperkirakan mengalami deflasi sebesar 0,10 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyatakan terjadi deflasi sebesar 0,10 persen pada minggu pertama Mei 2020 berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga.

"Perkembangan harga-harga pada Mei 2020 diperkirakan mengalami deflasi sebesar 0,10 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.

Melalui deflasi tersebut, inflasi tahun kalender tercatat berada pada kisaran 0,74 persen dan secara tahunan (yoy) mencapai 2,02 persen.

Baca juga: Penurunan harga komoditas pangan picu deflasi Jatim 0,12 persen

Penyumbang utama deflasi pada periode laporan ini berasal dari komoditas telur ayam ras yang mengalami deflasi 0,08 persen, diikuti bawang putih 0,04 persen dan cabai merah 0,03 persen.

Selain itu, komoditas lain yang juga mengalami deflasi adalah cabai rawit 0,03 persen serta kangkung, bayam dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sementara itu, komoditas utama yang masih menyumbang inflasi yaitu bawang merah 0,03 persen, daging ayam ras 0,02 persen serta jeruk dan air minum kemasan masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi laju inflasi pada April 2020 sebesar 0,08 persen, atau melambat dibandingkan periode sebelumnya.

Baca juga: BI: Cadangan devisa April 2020 naik jadi 127,9 miliar dolar

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pergerakan laju inflasi menjelang perayaan Idul Fitri pada 2020 ini tidak biasa karena melambat dibandingkan rata-rata pola historis.

Padahal pada periode sama 2019 menjelang dan sesudah Lebaran, inflasi justru meningkat yaitu pada Mei 0,68 persen dan Juni 0,55 persen karena adanya kenaikan permintaan.

Meski demikian, ia mengakui salah satu penyebabnya adalah situasi pandemi COVID-19 yang ikut mempengaruhi pola inflasi.

"Pola ini tidak biasa, karena biasanya ada kenaikan inflasi, akibat permintaan meningkat, tapi tahun ini situasinya tidak biasa karena COVID-19," ujarnya.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020