Jakarta (ANTARA) - Ada beberapa cerita yang mengisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah tidak berdaya menghadapi sesuatu, seperti tak punya kuasa. Salah satunya ketika Nabi Muhammad ditanya oleh seorang sahabat tentang bagaimana bertani kurma.

Waktu itu Rasulullah mengatakan, "Biarkan saja, nanti akan tumbuh dan berbuah sendiri". Namun ternyata di kemudian hari, Nabi Muhammad dan para sahabat menyaksikan bahwa kurma tersebut tidak tumbuh dan berbuah.

"Antum a'lamu bi umuriddunyaakum" (Kalian lebih tahu urusan dunia kalian), kata Nabi. Hadist tersebut seakan ingin mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak berdaya pada urusan pertanian, padahal semua tahu bahwa Nabi Muhammad begitu cerdas dan tangkas dalam menata kehidupan sosial masyarakat, cerdas dalam strategi berdakwah dan menyebarkan ajaran tauhid, nilai keesaan Allah.

Tetapi kita menyaksikan Nabi Muhammad tidak berdaya dalam urusan pertanian, sehingga dengan terus terang mengatakan kepada sahabat yang bertanya bahwa "antum a'lamu bi umuriddunyaakum" (kalian lebih tahu urusan dunia kalian).

Apa yang tersirat dari peristiwa tersebut yang bisa kita ambil adalah kehidupan agama, bahwa kehidupan sosial masyarakat, politik tidak melulu dilihat dari sudut pandang wahyu saja, sesuatu urusan tidak hanya bisa diselesaikan pada teks agama, tapi Rasulullah SAW seolah mengakui pula bahwa "Kalian lebih mengerti dunia kalian daripada saya". Itulah yang tersirat.

Agama tidak menutup kemungkinan, misalnya bekerja sama dengan seniman agar agama tampil lebih elegan, lebih indah, dalam hal ini contohnya seniman kaligrafi agar masjid lebih terlihat indah, agar arsitektur masjid lebih indah.

Apa yang bisa kita petik dari peristiwa tadi, apa yang tersirat dari ungkapan "Antum a'lamu bi umuriddunyaakum". Nabi Muhammad ternyata lebih humble, beliau mengakui tidak berdaya dalam urusan pertanian, sahabat-sahabatnya lebih mengerti dari beliau. Artinya, Nabi Muhammad memiliki kekurangan dalam urusan-urusan yang tidak ada wahyu-Nya.

Teks agama, wahyu Al Quran, hadits juga memiliki keterbatasan. Itu artinya dalam dunia-dunia pengetahuan selanjutnya, sains, teknologi, kedokteran, mungkin memang tidak ada petunjuknya. Karena itu, kita harus bekerja sama.

Umat beragama harus saling menjalin hubungan dengan dunia-dunia yang tidak ada dalam teks Al Quran, misal dunia kedokteran, sains, dan teknologi. Kita wajib bekerja sama, kita mengakui ada kekurangan dan orang lain ada kelebihan, dan ini tidak terbatas dalam agama tertentu.

Terima kasih, semoga bermanfaat, jika ada yang salah mohon dimaafkan. Wallahu muwaafiq ilaa aqwaamit thariq.

*) Ustadz Hamzah Sahal adalah seorang dai (penceramah)

Pewarta: Ustadz Hamzah Sahal *)
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020