Jakarta (ANTARA) - Pada 9 Mei 1984, atau 36 tahun silam, sejarah mencatat dimainkannya gim terlama sepanjang sejarah Major League Baseball (MLB) di Comiskey Park, Chicago.

Pelakonnya adalah Chicago White Sox dan Milwaukee Brewers yang memainkan 25 inning dalam waktu delapan jam dan dua menit.

Pertandingan itu sendiri terhitung baru selesai setelah berlangsung dua hari, dimulai pada 8 Mei dan berakhir pada 9 Mei.

Baca juga: FC Magdeburg, secuil kisah sukses sepak bola Jerman Timur

Bermain di hadapan 14.754 penonton di Comiskey Park, kedua tim memainkan 17 inning sebelum pertandingan dihentikan pada pukul 1 dini hari pada kedudukan 3-3. Saat itu peraturan Liga AS menyatakan bahwa tidak ada inning baru yang dapat dimainkan setelah tenggat waktu tersebut.

Brewers terlihat akan memenangi pertandingan setelah unggul dua run pada inning kesembilan. Namun White Sox mampu menyamakan kedudukan melalui dua poin dari Julio Cruz dan satu poin dari Rudy Law.

Setelah itu tidak ada satu pun tim yang mampu mencetak poin sampai pertandingan ditangguhkan dan harus dilanjutkan keesokan harinya.

Saat pertandingan dilanjutkan, Milwaukee kembali unggul pada inning ke-21 melalui home run Ben Oglivie.

Tidak disangka, Chicago kembali mampu menyamakan kedudukan ketika Carlton Fisk dan Tom Paciorek "mematikan" batter Milwaukee.

Chicago kemudian membalikkan keadaan untuk memimpin 7-6 pada bottom inning ke-25. Harold Baines menjadi pahlawan bagi Chicago melalui keberhasilannya memukul bola lemparan pitcher Chuck Porter untuk menghasilkan home run dan mengamankan kemenangan timnya.

Baca juga: Tiga gol Thierry Henry jadi salam perpisahan Arsenal dengan Highbury


Lupa apa yang terjadi

"Tentu saja saya memukul home run pada inning ke-25, namun saya tidak ingat apapun selain hal itu. Oh, saya ingat kesalahan yang dilakukan Randy Ready saat mereka (Brewers) unggul tiga run atau semacamnya," kata Baines kepada ESPN beberapa tahun silam.

Kemudian di masa yang akan datang, masih mungkinkah pertandingan bisbol berlangsung selama 25 inning?

"Mustahil. Itu tidak akan terjadi lagi," tutur pemain yang pensiun pada 2001 itu.

Opini Baines berdasarkan fakta bahwa tim-tim masa kini lebih suka menggunakan position player untuk melakukan tugas pitcher melempar bola, ketimbang menggunakan reliever seperti yang dijalankan Juan Agosto di White sox saat itu.

Dengan kehadiran position player untuk melakukan lemparan bola maka akan lebih banyak run yang dapat dilakukan untuk berusaha mendapatkan poin.

Bat bersejarah yang digunakan Baines saat melakukan pukulan penentuan tersebut kini disimpan di Museum Baseball Hall of Fame, New York.

Chicago White Sox kemudian mengakhiri musim itu dengan menghuni peringkat kelima di klasemen American League West dengan rekor 74 kemenangan, 88 kekalahan. Mereka tertinggal sepuluh gim dari tim peringkat pertama Kansas City Royals.

Sementara itu, Milwaukee Brewers mengakhiri musim dengan berada di posisi buncit, peringkat ketujuh di klasemen American League East. Mereka memiliki catatan 67 kemenangan dengan 94 kekalahan.

Baca juga: Ketika Sang Raja LeBron James rengkuh gelar MVP NBA perdananya

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020