Tangerang, (ANTARA News) - Ribuan hektar lahan persawahan yang berada di kawasan Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Tangerang, Banten, mengalami kekeringan akibat musim kemarau sehingga tanaman padi yang sudah berbuah dikhawatirkan terancam gagal panen karena kekurangan air.

Pemantauan ANTARA, Selasa, areal persawahan tanaman padi yang sudah berbuah mengalami kekeringan terdapat pada lima Kecamatan seperti di Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Kosambi, Kecamatan Mauk dan Kecamatan Teluknaga serta Kecamatan Kronjo.

Sedangkan pada sawah yang kering itu mengalami retak dan bila dibiarkan hingga tiga pekan kedepan, maka petani terancam tidak dapat panen pada musim tanam (MT) Tahun 2009.

Untuk mengatasi kekurangan air itu, petani terpaksa menggali lubang dan ada juga yang mencari sumber lain dari sungai terdekat menggunakan mesin pompa menyedot.

Namun petani yang terancam gagal panen terdapat di Desa Mauk Barat, Kecamatan Mauk dan Desa Kramat, Kecamatan Pakuhaji serta di Desa Kampung Melayu Barat, Kecamatan Teluknaga.

Seorang petani Mulyadi (48) warga Desa Kampung Melayu Barat Kecamatan Teluknaga mengatakan terpaksa menyewa pompa menyedot air dari Sungai Cisadane untuk mengairi persawahan yang kering supaya tanaman padi tidak mati.

Dia mengatakan, bahwa sudah delapan hari menyedot air supaya tanaman padi tidak kekurangan air, karena usia tanam telah memasuki bulan kedua.

Walau begitu, air yang mengalir melalui irigasi di pantura Kabupaten Tangerang, saat ini sudah mengalami pendangkalan maka tidak mampu lagi mengalir hingga petak sawah yang letaknya relatif jauh.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Tangerang, H. Hermasyah dihubungi mengatakan bahwa pihaknya akan meminta laporan dari petugas lapangan Dinas Pertanian dan Peternakan menyangkut kekeringan di pantura.

"Saya memang sudah mendapatkan laporan secara lisan menyangkut kekeringan di pantura dan menunggu laporan tertulis dari petugas," katanya.

Hermansyah mengakui bahwa sawah yang mengalami kekeringan mencapai ribuan hektar namun belum ada informasi terkait ancaman gagal panen.

Meski demikian, pihaknya terus memantau kondisi padi petani selama musim kemarau ini, karena diharapkan mereka tidak menderita rugi karena faktor cuaca.

Diperkirakan musim panen padi pertengahan Agustus 2009 hingga awal Oktober 2009 pada lima kecamatan, dan diharapkan hasilnya tidak mengalami penurunan drastis.

Bila kondisi sawah dalam keadaan normal, maka petani akan panen mulai dari 5,7 ton/hektar sampai 6,6 ton/hektar gabah kering giling.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009