pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda.
Jakarta (ANTARA) - Anak-anak muda milenial diajak untuk terjun ke dunia pertanian sekaligus menjadi wirausaha muda pertanian yang memberikan kontribusi besar bagi upaya pemenuhan kebutuhan pangan di Tanah Air.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof Dedi Nursyamsi dalam keterangannya, Minggu, menuturkan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda.

“Mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia,” katanya.

Baca juga: Bidik petani milenial, Polbangtan Medan kembangkan hidroponik modern

Sebagaimana disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo  bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi penopang perekonomian bangsa Indonesia.

Terlebih di tengah keresahan bangsa Indonesia dalam menghadapi pandemi  COVID-19, Syahrul melihat semakin banyak orang yang membutuhkan pertanian.

“Pertanian yang dibutuhkan, adalah pertanian yang efektif, efisien dan transparan. Hal itu bisa dilakukan melalui petani milenial yang modern,” kata Menteri Syahrul.

Ia pun mengapresiasi banyak anak muda yang bersemangat menjadi petani milenial, salah satunya mahasiswa dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Andi Marsela Khoir.

Saat ini, Andi Marsela Khoir sedang melaksanakan Tugas Akhir di Desa Samudrajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ia tidak berhenti mendampingi petani yang sebagian besar bertanam hortikultura.

“Saat ini saya sedang melaksanakan pengolahan lahan petak percontohan bawang merah,” ujarnya.

Baca juga: Buah naga segar petani milenial tembus Malaysia

Mahasiswi Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan ini menyebutkan, selain sebagai petak percontohan, ia sekaligus membantu petani melakukan pengolahan lahan untuk budidaya sayuran dengan penggunaan “hand tractor”.

“Dengan menggunakan ‘hand tractor’ pekerjaan pengolahan lahan dapat selesai dengan lebih cepat,” imbuhnya.

Kondisi Bekasi membuat gadis kelahiran Jambi ini kesulitan mencari tenaga kerja untuk mengolah lahan. Namun berbekal pengetahuan yang dipelajarinya di kampus, ia mengoperasikan “hand tractor” sendiri.

Lahan percontohan yang diolah Andi Marshela adalah milik petani bernama Rimin, salah satu anggota kelompok tani Talangjaya, Desa Samudrajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Rimin merasa senang lahan miliknya dijadikan percontohan.

Baca juga: NTB punya duta petani milenial alumni pondok pesantren

“Saya juga sangat terbantu dengan kehadiran Marsela, ia tidak pernah segan atau malu turun ke lahan membantu petani,” ucapnya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020