Bantuan ini diberikan sebagai upaya pemerintah meringankan beban masyarakat khususnya petani perkebunan
Serang (ANTARA) - Pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memberikan bantuan berupa paket sembako kepada 150 penyadap gula aren yang tergabung dalam Kelompok Tani Desa Organik di Provinsi Banten.

Bantuan paket kebutuhan pokok tersebut secara simbolis diberikan langsung Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Antarjo Dikin, kepada perwakilan kelompok tani gula aren asal Kabupaten Lebak dan Pandeglang disaksikan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid, di Aula Dinas Pertanian Provinsi Banten di Serang, Senin.

Baca juga: Pemkab Lebak tolak pemudik dari "zona merah" COVID-19

''Bantuan ini diberikan sebagai upaya pemerintah meringankan beban masyarakat khususnya petani perkebunan yang terdampak pandemi COVID-19. Selama ini kan mereka menghasilkan produk perkebunan, tapi kan karena pandemi ini mereka tidak bisa menjualnya sehingga tidak ada penghasilan," kata Antarjo usai penyerahan bantuan sembako tersebut.

Ia mengatakan bantuan dari Kementan khususnya dari Dirjen Perkebunan ini diberikan kepada sebagian petani perkebunan yang terdampak di seluruh provinsi di Indonesia. Bahkan, pandemi COVID-19 ini tidak hanya berdampak pada petani langsung, tetapi juga kepada masyarakat yang selama ini membantu para petani dalam menghasilkan produknya.

Baca juga: Dampak COVID-19 di Banten, 6.000 buruh di PHK dan 23 ribu dirumahkan

"Bantuan ini menunjukkan bahwa pemerintah hadir untuk bisa membantu para petani semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan karena memang ya sudah sewajarnya pemerintah harus membantu," katanya.

Ia meminta para petani tetap semangat dan optimistis serta tetap meningkatkan kualitas dan kuantitas produktif, sehingga ke depan setelah pandemi COVID-19 ini selesai, ekspor hasil pertanian perkebunan ini bisa lancar kembali.

"Gula aren dari Banten ini kan kemarin sudah sampai ekspor ke Amerika dan beberapa negara lainnya," kata dia.

Baca juga: Warga Lebak-Banten di perantauan diimbau MUI tak mudik Lebaran

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, untuk penerima paket bantuan kebutuhan pokok terdiri dari 200 orang yang meliputi kelompok tani 150 orang penyadap gula aren, pendamping desa organik 20 orang dan tenaga harian lepas di Dinas Pertanian Provinsi Banten sebanyak 30 orang.

Dengan rincian anggota Kelompok Tani, meliputi: Desa Cihara Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak 50 orang,
Desa Hariang, Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak 50 orang, dan Desa Sukajadi dan desa cibaliung Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang 50 orang.

"Paket bantuan dampak COVID-19 ini berupa bahan kebutuhan pokok berupa mie instan, beras, gula pasir, teh, kopi, susu, sarden, dan lainnya," kata Agus.

Menurut Agus, dengan adanya wabah corona sekarang ini, sebagian besar petani/pekebun desa organik mengalami penurunan permintaan serta produksi terhadap gula semut organik karena adanya hambatan pemasaran.

Biasanya gula semut aren diekspor dan memenuhi kebutuhan pabrik atau UMKM olahan makanan yang saat ini banyak tidak beroperasi, sehingga perlu adanya perhatian dari pemerintah kepada para petani/pekebun khususnya penyadap nira gula aren.

Baca juga: Dampak COVID, 1.163 pekerja di Lebak-Banten dirumahkan

Maka melalui kegiatan peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan, kata Agus, pemerintah pusat dan pemerintah daerah bersama-sama bersinergi untuk memberikan perhatian kepada petani/pekebun yang terdampak secara langsung akibat dari COVID-19.

"Besok, 12 Mei 2020 diagendakan kunjungan Tim Direktorat Jenderal Perkebunan ke Kelompok Pengolahan Gula Aren Desa Hariang Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak dan Kelompok Tani Kopi Arabika di Desa Jagaraksa Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak," kata dia.

Agus berharap dengan adanya bantuan dari pemerintah dapat sedikit meringankan beban masyarakat Banten khususnya yang berprofesi sebagai petani/pekebun. Karena, para petani dan pekebun merupakan salah satu kelompok masyarakat yang terdampak langsung COVID-19 akibat menurunnya permintaan dan penjualan produk pertanian atau perkebunan. 

Baca juga: 421.177 KK terdampak COVID-19 di Banten diberi bantuan

 

Pewarta: Mulyana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020