Antusiasme lebih rendah diperlihatkan oleh para suporter Real Madrid, boleh jadi mereka mungkin tak mencapai sisa 5.000-an penonton dari total 17.804 tiket yang terjual untuk laga tersebut.

Di Stefano sudah dikelabui Ferguson, demikian juga suporter Real Madrid terlanjur jemawa untuk mendukung langsung tim kesayangannya.

Tujuh menit pertandingan berjalan kejemawaan itu segera dihempaskan oleh Eric Black yang membawa Aberdeen unggul, tetapi keteledoran McLeish melepas umpan balik membuat kiper Jim Leighton terpaksa menjatuhkan lawan dan dari titik putih Real Madrid menyamakan kedudukan lewat eksekusi Juanito pada menit ke-14.

Skor imbang 1-1 bertahan hingga waktu normal usai, pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan. Pada menit ke-112, Hewitt --baru masuk tiga menit jelang berakhirnya waktu normal menggantikan Black-- menanduk umpan silang Marc McGhee dan memperdaya kiper Agustin Rodriguez.

Sisa waktu tujuh menit dimanfaatkan Aberdeen untuk mencegah kebangkitan Real Madrid dan ketika peluit tanda laga usai berbunyi, Di Stefano hanya punya sebotol wiski --jika benar legenda yang beredar-- sedangkan Ferguson menggenggam trofi Piala Winners perdananya.


Kolam-kolam yang lebih besar

Ferguson dan skuat Aberdeen beserta ratusan penggemarnya tiba di Aberdeen menumpangi kapal ferry St. Clair membawa pulang trofi Piala Winners mengawinkannya dengan trofi Piala Skotlandia yang sudah dimenangi musim itu.

Bersama Aberdeen Ferguson menghabiskan tiga musim lagi, menambahkan trofi Piala Super Eropa, dua gelar juara liga, satu trofi Piala dan satu trofi Piala Liga Skotlandia.

Sejumlah percobaan berikutnya bagi Aberdeen dan Ferguson di Eropa tak membuahkan hasil positif, tapi ia dipercaya mewarisi kursi pelatih kepala tim nasional Skotlandia dalam Piala Dunia 1986.

Halaman selanjutnya: Ferguson sudah banyak...

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020