Yogyakarta (ANTARA News) - Jenderal (Purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono, mantan kepala Badan Intelejen Nasional (BIN), Sabtu, meraih gelar doktor filsafat ke-51 di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan status cumlaude.

Dalam sidang terbuka promosi doktor itu, pria kelahiran Yogyakarta pada 7 Mei 1945 tersebut mempertahankan disertasi dengan judul Terorisme dalam Kajian Filsafat Analitika: Relevansinya dengan Ketahanan Nasional.

"Saya berharap, hasil disertasi ini bisa menambah cabang baru dari ilmu filsafat terorisme setelah sebelumnya terdapat filsafat perang," katanya.

Ia menyatakan keinginannya untuk menuntut ilmu di strata tiga Fakultas Filsafat UGM salah satunya didasari pada kenyataan bahwa Proklamator Indonesia Soekarno juga doktor filsafat lulusan UGM. "Bahkan beliau adalah doktor filsafat pertama lulusan UGM, dan sekarang saya adalah doktor ke-51," lanjutnya.

Ia mengatakan sempat tidak percaya saat dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude yang berarti sangat membanggakan bagi dirinya pribadi dan juga keluarganya.

Sebelumnya Hendropriyono mengeyam berbagai pendidikan seperti sarjana teknik industri, sarjana ekonomi, sarjana hukum dan berbagai pendidikan lain yang menunjang jabatan militernya.

Sidang promosi doktor yang digelar di Gedung Pascasarjana tersebut, juga dihadiri Akbar Tandjung, Fadel Muhammad, Mutia Hatta dan Sutiyoso.

Dalam disertasinya, Hendropriyono menyatakan terorisme terjadi di seluruh belahan dunia yang merupakan perbuatan dari seseorang yang memiliki kepribadiang terbelah yaitu tidak dapat membedakan antara kebenaran dan ketidakbenaran.

Hendropriyono juga menyatakan bahwa terorisme terjadi lebih karena perbedaan idiologi dan bukan perbedaan kepentingan.

"Kepentingan hanya membonceng ideologi sehingga yang perlu diperkuat saat ini di masyarakat Indonesia adalah penanam filsafat Pancasila," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009