Jakarta cenderung datar (flat) namun ada beberapa daerah justru cenderung naik
Jakarta (ANTARA) - Tren pasien COVID-19 dalam perkembangan terakhir dinilai terlihat sedikit fluktuatif bahkan cenderung datar untuk wilayah Jakarta.

"Jakarta cenderung datar (flat) namun ada beberapa daerah justru cenderung naik," kata Dokter Spesialis Paru, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P (K) dalam siaran pers, di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, penambahan pasien positif paling tinggi terlihat di 24 April. Tapi, 25 April tetap ada, 26 April tetap ada juga. Namun, naiknya tidak sebanyak pada 24 April. Prediksinya Mei ini, puncaknya COVID-19.

"Kita lihat dulu saja, apakah ada penurunan atau tidak. Kalau lihat grafik, sekarang masih naik terus. Walaupun di Jakarta sudah mulai flat, tapi daerah lain masih ada terus. Jadi, kalau diakumulasikan, total tetap naik," kata Dr. Erlina.

Erlina mengatakan masyarakat diminta selalu menjaga kewaspadaan, mengingat pandemi ini berbarengan dengan bulan Ramadhan, saat umat Islam menjalankan ibadah puasa.

"Pada saat puasa di masa COVID-19, orang tetap harus waspada terhadap penularan penyakit, sehingga dari segi ibadah, sekarang juga dibatasi. Jadi, kita memang harus lebih meningkatkan lagi daya tahan tubuh," kata Dr. Erlina.

Walaupun ia juga menekankan bahwa puasa tidak terlalu berefek pada ketahanan tubuh atau sistem imun karena, orang tetap makan dan minum.

Perbedaannya dalam bulan puasa orang tidak bisa makan sepanjang waktu, namun hanya bisa makan di malam hari, sejak saat buka puasa sampai dengan saat sahur.

Oleh karena itu, upaya pencegahan pada masa -19 termasuk di bulan Ramadan ini sampai setelah pandemi tidak berbeda, yaitu antara lain, dengan jaga jarak sosial dan fisik, pakai masker, cuci tangan, kemudian hidup bersih dan sehat.

Hidup sehat artinya makan teratur, mengonsumsi nutrisi yang baik, jangan begadang, tidak merokok, dan lainnya. Virus ini harus dilawan dengan imunitas yang baik dan nutrisi yang baik itu akan meningkatkan sistem imun.

Nutrisi sangat penting untuk meningkatkan sistem imun, sehingga jangan sampai kekurangan nutrisi.

"Kita tidak tahu apakah makanan kita ini seimbang atau tidak. Kalau vitamin biasanya kita dapat dari sayur dan buah-buahan. Namun kadang anak-anak tidak suka makan sayur. Nah, mungkin ada baiknya diberikan juga multivitamin atau suplemen," kata Dr. Erlina.

Dr. Inggrid Tania, M.Si, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan, untuk meningkatkan dan memelihara daya tahan tubuh upayanya harus holistik. Misal, tidur yang cukup, istirahat yang cukup, makan yang bergizi seimbang, sebisa mungkin hindari stres, air putih yang cukup. Itu sudah menjadi keharusan.

"Ketika memang kebutuhannya mengharuskan kita perlu suplemen, maka konsumsilah suplemen itu sesuai dengan kebutuhan. Ketika kita harus konsumsi setiap hari, kita bisa mengonsumsinya setiap hari, tetapi tetap dibarengi dengan upaya lain yang mampu menjaga dan meningkatkan sistem imun, seperti minum air putih cukup, istirahat cukup, dan sebagainya. Artinya, mengonsumsi suplemen itu bukan satu-satunya, tetapi sebagai salah satu upaya," kata Dr. Inggrid.

Temulawak
Ia memberikan contoh curcumin yang terkandung dalam temulawak. Khasiatnya, yakni sebagai zat bioaktif memiliki sifat-sifat misalnya, antioksidan, anti inflamasi, imunomodulator. Sifat-sifat itu bermanfaat pada berbagai kondisi kesehatan maupun kondisi yang patologis.

Penelitian-penelitian yang sudah ada juga menunjukkan bahwa curcumin memiliki sifat anti virus.

Selain orang dewasa, pemberian cucurmin juga bisa diberikan pada anak-anak. Campuran curcumin atau esktrak temulawak di dalam multivitamin, bersifat sinergis.

"Artinya, selain ada sifat imunomodulator, curcumin memberikan manfaat lain bagi anak-anak, misalnya, memperbaiki nafsu makan, dan bisa membantu pertumbuhan juga," kata Inggrid.

DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research and Development SOHO Global Health menganjurkan masyarakat untuk menggunakan temulawak yang telah diekstrak.

Penggunaan temulawak yang telah diekstrak menurut DR Aswin lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Baca juga: Angka kesembuhan COVID-19 di Jakarta meningkat 427 orang
Baca juga: 87.552 sampel telah diperiksa PCR di seluruh Jakarta

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020