Banjarbaru (ANTARA) - Pasien kasus COVID-19 yang sembuh Luqman Abiyullah mengaku sangat bahagia dan senang karena dinyatakan sembuh setelah dua kali hasil swabnya dinyatakan negatif.

"Alhamdulilah senang dan bahagia saya sudah sembuh, saya harap warga yang dinyatakan positif COVID-19 tidak takut masuk karantina, karena selain untuk mempercepat penyembuhan, suasana di lokasi karantina juga sangat menyenangkan," kata Luqman sesaat sebelum meninggalkan gedung karantina khusus pada Selasa siang.

Baca juga: Tim Gugus: Karantina pasien COVID-19 wajib dilakukan di provinsi

Baca juga: Untuk penanganan COVID-19 di Kalsel, Taspen bantu masker dan UKM


Sebelumnya, sejak satu bulan lebih Luqman bersama 10 orang lainnya dirawat di Gedung Karantina Khusus Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Kalimantan Selatan, di Ambulung, Banjarbaru.

Luqman menceritakan, sebelum dinyatakan positif, dia hanya mengalami gejala pilek setelah pulang dari Gowa, Sulawesi Selatan.

Pada saat dilakukan rapid test atau tes cepat oleh tim gugus yang sedang melakukan penelusuran terhadap warga yang dari Gowa, hasilnya reaktif.

Baca juga: Penyaluran bantuan COVID-19 jangan ditunggangi kepentingan pilkada

Dari hasil reaktif tersebut, akhirnya dia bersama teman-temannya, masuk karantina untuk ditindaklanjuti dengan rangkaian tes lainnya, sekaligus sebagai upaya untuk memutus rantai penularan.

Setelah satu minggu di lokasi karantina, Luqman bersama teman-teman lainnya dilakukan tes swab. "Waktu tes pertama hasil swabnya negatif," katanya.
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sahruddin (Antaranews Kalsel/Latif Thohir)

Selanjutnya, satu minggu berikutnya, tim gugus kembali melakukan tes swab kepada dirinya, dan hasilnya positif. Pada tes swab berikutnya dua kali tes, hasilnya negatif, dan akhirnya dinyatakan sembuh.

"Jadi empat kali tes swab, hasilnya negatif kemudian positif, dan dua tes swab lagi negatif," katanya.

Dia berpesan, warga yang dinyatakan positif tidak ragu melakukan karantina khusus di tempat yang telah disiapkan pemerintah, untuk kepentingan diri, keluarga dan masyarakat luas, sebagai upaya memutus rantai penularan.

Baca juga: Bantu tenaga medis, alumni UII Kalsel sumbang APD

Sebelum ke rumah masing-masing, para pasien yang sembuh mendapatkan sertifikat sehat dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel. Mereka juga mendapatkan bekal bantuan paket sembako dari pemerintah setempat.

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kalsel Sahruddin mengatakan walaupun mereka sudah dinyatakan sembuh, seluruh pasien harus selalu berperilaku hidup sehat, dengan tetap menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak aman.

"Jadi pada sore ini kita sudah lepas kawan-kawan yang sudah dirumahkan di Ambulung ini, pasien yang dari Banjarbaru ada 11 orang, Alhamdulillah, hasil tes sudah negatif," katanya.

Jadi, kata dia, mereka dipulangkan ke rumah masing-masing dan mendapatkan sertifikat sehat dari dinas kesehatan. "Jadi pada prinsipnya mereka sudah bisa berinteraksi dengan keluarga di rumah dan masyarakat, tapi tetap dengan menjaga jarak," katanya.

Kepala Karantina Khusus Sukamto mengatakan saat ini pihaknya menyiapkan dua gedung untuk menampung pasien COVID-19, yaitu di Gedung Ambulung dengan kapasitas 80 kamar atau 160 tempat tidur dan di Gedung Bapelkes dengan 93 kamar atau 186 tempat tidur.

Baca juga: Sosialisasi bahaya COVID-19 di Kotabaru dilakukan hingga ke sawah

Baca juga: Dua orang pasien positif COVID-19 di Kalsel dinyatakan sembuh


Adapun fasilitas yang tersedia selama karantina adalah ruang ber- AC, makanan bergizi, penanganan medis oleh para dokter umum dan spesialis, perawat, bidan, bimbingan psikologi, olahraga peningkatan imun dan pengamanan yang ketat.

Seluruh petugas dan tim, juga akan berupaya maksimal membuat para pasien nyaman saat di karantina, sebagai upaya untuk meningkatkan sistem imun, yang akan mendorong proses penyembuhan penderita COVID-19.

Menurut Suryanto, setelah 11 orang tersebut sembuh dan pulang ke rumah, saat ini 12 orang pasien masuk karantina untuk menjalani perawatan.

Pewarta: Ulul Maskuriah/Latif Thohir
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020