Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI menyampaikan bahwa saat ini masyarakat di Tanah Air mulai mengarah pada situasi sudah paham dan tenang dalam menghadapi kondisi pandemi COVID-19 setelah dua bulan gugus tugas percepatan penanganan bekerja.

"Keadaan masyarakat sekarang setelah dua bulan ialah sudah paham dan tenang, ini sudah melewati suatu proses panjang," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo Prof Dr Widodo Muktiyo saat diskusi daring terkait "Dua Bulan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19" di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan rentetan proses telah dijalani masyarakat dalam dua bulan terakhir yakni berawal dari belum tahu, setelah itu mulai belum percaya, kemudian akhirnya muncul kepanikan karena rasa percaya yang belum utuh.

Baca juga: Presiden minta warga yang belum terdaftar terima bansos untuk lapor

Kepanikan yang terjadi itu tidak hanya berada dalam diri masing-masing individu, namun juga berimbas hingga panik dalam perilaku ekonomi termasuk sempat terjadinya panik berbelanja atau "panic buying".

Selain itu juga muncul isu menarik yakni menjadi stres dimana pandemi COVID-19 memaksa masyarakat harus mengikuti gaya hidup baru setelah tahu dan memahami kondisi yang terjadi saat ini.

"Di situlah terjadi satu situasi yang dalam keluarga menjadi sesuatu yang baru, dipaksa dan punya implikasi yang lebih luas lagi," ujarnya.

Ia mengatakan masyarakat dalam tahap tersebut tidak tahu bahwa stres dapat menurunkan imunitas tubuh serta membuatnya rentan terhadap bahaya serta terkena virus corona.

Baca juga: Presiden nilai penyerahan bantuan tunai di Bogor berjalan baik

"Jadi mengomunikasikan pesan itu tidak semudah yang dibayangkan, namun sekarang setelah dua bulan, masyarakat mulai paham dan tenang," kata dia.

Secara umum, Kementerian Kominfo terus berupaya melakukan berbagai kegiatan terkait dimana fungsi komunikasi menjadi sangat penting.

Sebab, bangsa Indonesia jumlahnya banyak sekali serta tersebar di berbagai pulau, ada yang di kota, ada yang di pelosok hingga pada daerah terpencil.

"Oleh sebab itu kami terus memberikan informasi agar semua masyarakat Indonesia paham, bisa tenang menghadapi ini dan tahu bagaimana kemudian menghadapinya," ujar dia.

Baca juga: Presiden Jokowi soroti harga bawang merah dan gula pasir
Baca juga: Presiden katakan bantuan belum semua tersalurkan, minta warga tunggu
Baca juga: Presiden berharap bantuan sosial pemerintah tingkatkan daya beli warga

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020