Jakarta (ANTARA) - Fraksi PPP DPR RI mengingatkan Angkasa Pura I dan II terkait membeludaknya penumpang setelah Kemenhub kembali memperbolehkan penerbangan domestik untuk penumpang dengan tujuan khusus.

"Membeludaknya penumpang di Bandara Soekarno Hatta jelas akibat ketidaksiapan angkasa pura dalam mengantisipasi lonjakan penumpang," kata Sekretaris Fraksi PPP DPR RI yang juga Wakil Sekjen DPP PPP Achmad Baidowi di Jakarta, Jumat.

Ketidaksiapan tersebut kata dia juga terjadi karena koordinasi pihak bandara sebagai pengelola dengan maskapai, dan tim kesehatan begitu lemah.

Baca juga: Bamsoet minta pemerintah selidiki penumpukan penumpang di bandara

Hal itu menurut Baidowi mengakibatkan terjadi pengabaian-pengabaian terhadap standar protokol kesehatan terhadap penumpang yang akan melakukan penerbangan.

"Kami sebagai anggota Komisi VI sudah mengingatkan Angkasa Pura I dan II sebagai BUMN pengelola bandara terkait masalah ini, demikian pula dengan BUMN Transportasi ASDP, DAMRI, PPD, PT KAI untuk mengantisipasi hal serupa," katanya.

Kemudian, lanjut dia banyak warga yang mengantongi surat tugas, hal tersebut patut ditelusuri sebab jangan sampai hanya menjadi kamuflase sebagai siasat untuk mudik.

Baca juga: Antisipasi penumpang membeludak, AP I atur slot penerbangan

"Persoalan tersebut ditambah dengan beredarnya jual beli surat sehat dari pihak tertentu, membuktikan bahwa ada oknum yang berusaha mengambil keuntungan di balik persoalan ini," ucap dia.

Jika jumlah orang yang melakukan perjalanan kian membeludak, maka akan berpotensi menjadi pemicu penyebaran dari virus COVID-19, katanya.

"Kontrol kesehatan harus benar-benar dilakukan secara ketat tidak sekadar memenuhi syarat formalitas saja," ujarnya.

PPP juga menyarankan agar pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bisa diperpanjang dan pengajuan harus dipercepat mengingat jumlah warga yang terpapar COVID-19 terus bertambah.

Baca juga: Cegah penumpukan penumpang, AP II terapkan sistem antrean baru

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020