Harga ayam hidup sudah membaik dan peternak merespons positif langkah Kementan ini
Jakarta (ANTARA) - Setelah beberapa bulan mengalami tekanan harga, Kementerian Pertanian mencatat harga ayam hidup (livebird) di tingkat peternak perlahan membaik yang dipicu peningkatan kebutuhan ayam potong menjelang Lebaran.

Di sejumlah daerah, harga livebird sudah sesuai harga acuan pemerintah, yakni Rp19.000-Rp21.000 per kg di tingkat peternak.

Dari pantauan Kementan, harga tertinggi terjadi di Yogyakarta dengan rata-rata Rp22.222 kg, disusul Jawa Tengah Rp20.941 per kg.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita di Jakarta, Sabtu, menyatakan Kementan telah melakukan langkah intervensi di lapangan demi mencegah gejolak harga ayam, yaitu pemantauan secara intensif terhadap pembelian ayam hidup di tingkat peternak oleh mitra usaha peternakan.

"Di beberapa sentra produksi, harga ayam hidup sudah membaik dan peternak merespons positif langkah Kementan ini," katanya.

Baca juga: Kementan: 2 perusahaan belum lapor komitmen beli ayam peternak mandiri

Ketut menjelaskan terobosan penyerapan ayam hidup peternak oleh perusahaan mitra perunggasan, telah mampu menekan kerugian peternak mandiri.

Namun demikian, komitmen penyerapan ayam hidup sebesar 4.119.000 ekor belum tercapai 100 persen.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah Parjuni menilai harga yang membaik karena supply dan demand cukup seimbang.

Menurut dia, adanya momen malam ke-21 Ramadhan membuat kebutuhan ayam hidup meningkat mendekati Lebaran.

Ia memperkirakan konsumsi masyarakat meningkat meskipun tidak signifikan, karena masih kondisi pandemi COVID-19.

"Kini harga ayam hidup yang sebelumnya dari Rp14.000-15.000/kg, sekarang meningkat ke harga Rp21.000/kg," kata dia.

Secara rinci, Kementan memantau 17 kabupaten/kota di Jawa Tengah, dengan Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan telah menunjukkan harga batas atas tingkat peternak, yakni Rp21.000-Rp21.500 per kg.

Sementara, di Jawa Timur dengan 21 kabupaten/kota, terpantau rerata Rp20.385 per kg.

Namun, 10 kabupaten/kota yakni Gresik, Lamongan, Lumajang, Madiun, Magetan, Nganjuk, Ponorogo, Sidoarjo, Tuban dan Batu, sudah mencapai harga acuan batas atas, yaitu berkisar Rp21.500-Rp 23.500 per kg.

Wilayah Banten turut juga membaik, dengan rataan harga mencapai Rp19.583 per kg. Hal serupa juga terjadi di Jawa Barat, dengan kisaran harga Rp19.385 per kg. Bogor dan Garut juga sudah merangkak naik, dengan kisaran Rp17.500-Rp18.400 per kg.

Wilayah regional di luar Pulau Jawa, tercatat di Bengkulu sebesar Rp23.500, Sulawesi Tenggara Rp22.500. Maluku juga sudah mencapai Rp22.000 dan Papua dengan kisaran harga Rp27.135 per kg

Kementan juga mencatat jumlah ayam yang sudah diserap oleh perusahaan mitra peternakan mencapai 856.484 ekor.

Secara rinci per 14 Mei 2020, pembelian ayam peternak mandiri di Jawa Barat sebanyak 411.564 ekor, Banten 26.615 ekor, Jawa Tengah 226.104 ekor, Yogyakarta 9.919 ekor, Jawa Timur 136.635 ekor, Bali 30.415 ekor dan Sumatera Utara 15.232 ekor.

Baca juga: Asosiasi peternak apresiasi kebijakan pembelian ayam ras di 6 provinsi
Baca juga: Kementan: Pembelian ayam ras milik peternak mandiri mulai berjalan

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020