Jakarta (ANTARA) - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) akuakultur atau perikanan budidaya dinilai perlu perbaikan rantai pasok guna memastikan tetap berjalannya hasil komoditas akuakultur di sentra produksi, sebagai upaya untuk bertahan di tengah hantaman dampak pandemi COVID-19.

“Nanti kita petakan kira-kira prioritas apa yang perlu segera diperbaiki dalam jangka pendek untuk memastikan proses produksi tetap berjalan. Tadi dikatakan market demand juga bermasalah, ini nanti kita minta pihak terkait segera eksekusi arahan Presiden termasuk memastikan stimulus ekonomi betul betul berdampak dalam mengungkit proses bisnis baik di hulu maupun di hilirnya (industri pengolah),” kata Anggota Komisi IX DPR RI Abdul Karding saat melakukan diskusi webinar, melalui keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Diskusi yang digagas Keluarga Alumni Wilayah Jabodetabek ini mengusung topik "Pandemi COVID-19 terhadap Ekonomi Sektor Perikanan" dan dihadiri oleh berbagai kalangan mulai anggota DPR, praktisi, pelaku industri, akademisi, kalangan birokrat dan pemangku kepentingan lainnya.

Karding menambahkan di tengah pandemi COVID-19, perlu ada skala prioritas untuk menyelesaikan hal hal mendasar dalam bisnis sektor perikanan.

Pembicara lainnya, Presiden Direktur PT Kurnia Mitra Makmur (KMM) Didik Sudiarso mengaku pandemi COVID-19 menyebabkan permintaan menurun drastis.

Terlebih, ia menyampaikan bahwa saat ini pasar dalam negeri menjadi objek tujuan pasar terbesar. Didik juga mengaku berbagai masukan dan aspirasi dari pelaku industri telah disampaikan, di mana masalah terbesar adalah akses pasar yang tersendat dan mempengaruhi aliran dana perusahaan.

"Saya kira saat ini bukan lagi bicara wacana, tapi saatnya eksekusi agar program benar-benar mampu secara langsung menyelesaikan problem mendasar. Ini industri harus benar benar bisa beradaptasi, apalagi pasca-COVID19 dipastikan ada perubahan terhadap pola hidup masyarakat. Sekali lagi, peran pemerintah saat ini benar-benar dibutuhkan. Harus ada intervensi besar", tegas Didik.

Sementara itu, Ketua DPD Kerapu Wilayah Jabodetabek Tri Hariyanto mengatakan bahwa media diskusi seperti ini penting dan akan terus dilakukan secara berkala. Tentu ini bagian dari kontribusi alumni untuk memberikan masukan konstruktif pada Pemerintah khususnya bagi kemajuan sektor perikanan.

"Ini bentuk respons kami untuk memberikan masukan konstruktif atas berbagai masalah yang menimpa pada industri perikanan, terutama di tengah pandemik COVID-19," kata Tri yang juga Pengawas Ahli Utama di Bidang Akuakultur.


Baca juga: Ekspor kerapu menggeliat, KKP optimis budidaya laut terdongkrak
Baca juga: Pandemi, KKP dorong sistem minapadi jaga pasokan ikan air tawar
Baca juga: KKP salurkan bantuan 53,1 juta benih ikan, pastikan budidaya berjalan


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020