Jakarta (ANTARA) - Manajemen Bhayangkara FC mengaku galau soal pemberian tunjangan hari raya (THR) untuk anggota skuat mereka yang biasanya diberikan tiap tahun, tetapi klub kini dihadapkan pada situasi terhentinya pemasukan sebagai imbas pandemi COVID-19.

"Tahun lalu pemain, ofisial, dan staf memang mendapat THR. Tapi sekarang saya tidak tahu mau jawab seperti apa," ujar Chief Operating Officer Bhayangkara FC Sumardji saat dikonfirmasi, Minggu.

Baca juga: Bhayangkara FC belum bahas kontrak hingga ada kejelasan soal kompetisi

Sumardji mengatakan tidak adanya kompetisi akibat pendemi membuat pemasukan dari sponsor juga terkena imbasnya. Apalagi pandemi ini tidak hanya memukul satu sektor saja namun keseluruhan aspek.

"Saat ini kami sudah bingung karena sponsor sudah stop jadi tidak ada pemasukan," kata dia.

Walaupun kompetisi dihentikan, klub juga tetap harus menggaji para pemainnya meski PSSI memberikan keringanan bahwa mereka bisa membayar 25 persennya saja.

Maka dari itu, Sumardji menolak adanya wacana pemangkasan dana subsidi oleh PT. LIB, demi jalannya operasional klub.

Baca juga: Bhayangkara tolak pemotongan dana subsidi

Rencananya, dana subsidi untuk tiap klub yang dikucurkan Rp520 juta dipangkas menjadi Rp350 juta. Sementara untuk Liga 2, dari semula Rp250 juta menjadi Rp100 juta. Persipura dan Persiraja Banda Aceh mendapatkan dana lebih besar yakni Rp570 juta, namun operator liga akan memukul rata pencairan pada tahap kedua.

Untuk itu, ia meminta PT. LIB memberikan kejelasan perihal dana subsidi tahap kedua yang belum dicairkan. Kejelasan dana subsidi ini akan dibawa dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Senin besok.

"Kami ingin tanya masalah subsidi ini, kepastiannya seperti apa. Kami sudah tidak ada pemasukan lagi dari sponsor," kata dia.

Baca juga: PSSI minta LIB tak potong subsidi klub Liga 1 dan 2 musim 2020
Baca juga: Persipura minta semua pihak pulihkan kondisi Indonesia lebih dulu
Baca juga: Komisaris: RUPS luar biasa LIB bahas enam agenda

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2020