Harus sama-sama kita jaga agar jangan sampai proyek hulu terhenti
Jakarta (ANTARA) - Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI) mendukung pemerintah dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas serta pemangku kepentingan lainnya  untuk tetap melanjutkan proyek dan pembangunan fasilitas produksi migas yang sedang dilakukan saat ini.

Sekretaris Jenderal IAFMI G Daru Dewanto  dalam rilis di Jakarta, Senin menyatakan hal itu dalam rangka menjaga penyediaan energi dan perputaran roda ekonomi nasional.

Baca juga: Harga minyak melonjak ketika permintaan menunjukkan tanda-tanda naik

KKKS termasuk PT Pertamina, memang menghadapi tantangan berat saat pandemi COVID-19 melanda dunia yang berdampak pada turunnya permintaan minyak dunia, yang bersamaan dengan itu, produksi minyak melimpah, sehingga menekan harga minyak dunia di level terendah.

"Kondisi yang dihadapi sangat berat, tetapi hulu migas merupakan faktor utama dalam membangun ketahanan, kemandirian dan kedaulatan energi nasional yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu harus sama-sama kita jaga agar jangan sampai proyek hulu terhenti," ujarnya.

Namun, pelaksanaan proyek hulu migas, lanjutnya, tetap harus mengedepankan keamanan dan keselamatan dengan menjalankan protokol pencegahan COVID-19 secara ketat.

"Secara natural, proyek hulu migas biasanya berada pada wilayah yang sudah terisolasi, sehingga lebih mudah menjalankan protokol COVID-19," katanya.

Menurut dia, keberlanjutan proyek hulu migas merupakan dukungan kepada pemerintah yang menetapkan target produksi minyak mentah  sebesar satu juta barel per hari.

Oleh karena itu, tambahnya, IAFMI mengapresiasi Pertamina sebagai BUMN migas dengan produksi sekitar 40 persen dari total produksi migas nasional, yang tetap berkomitmen menjalankan berbagai proyek strategis nasional di sektor hulu, sehingga ekosistem migas baik hulu, kilang dan hilir, terus terjaga dan perputaran ekonomi di sektor migas tetap berjalan.

Peran besar Pertamina ini, menurut Daru, diyakini terus dilakukan, berapapun level harga minyak dunia.

"Harga minyak dunia harapannya bisa segera stabil sejalan dengan kesepakatan OPEC dan Arab Saudi yang akan memangkas produksi minyak mentah dunia mulai Mei 2020. Dengan harga minyak mentah yang stabil, maka proyek hulu migas akan semakin bergairah kembali," katanya.

Baca juga: SKK Migas sebut penurunan harga gas hemat belanja pemerintah
Baca juga: Industri migas bertekad tak impor meski harga minyak turun

Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020