Program pendanaan konsorsium riset dan inovasi dalam penanganan COVID-19 itu mencakup pencegahan, skrining dan diagnosis, alat kesehatan dan pendukung termasuk alat pelindung diri, obat-obatan dan terapi, multicenter clinical trial, serta sosial-huma
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi  mengucurkan anggaran Rp90 miliar untuk mendanai kegiatan konsorsium riset dan inovasi dalam penanganan COVID-19 di Indonesia.

"Siapapun yang mendapatkan penugasan dan pendanaan ini bisa bekerja seoptimal mungkin dalam satu tujuan berkarya dan bekerja ikut membantu rekan kita sebangsa se-Tanah Air untuk memerangi COVID-19," kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang PS Brodjonegoro dalam konferensi pers dalam jaringan di  Jakarta, Senin.

Hingga saat ini, sudah terdistribusi Rp60,6 miliar untuk anggaran riset dan inovasi yang berkontribusi pada penanggulangan pandemik COVID-19 di Tanah Air.
Dana itu telah dikucurkan untuk membiayai sebanyak 134 proposal pada tahap pertama.
Baca juga: Menristek bentuk konsorsium riset teknologi penanganan COVID-19

Program pendanaan konsorsium riset dan inovasi dalam penanganan COVID-19 itu mencakup pencegahan, skrining dan diagnosis, alat kesehatan dan pendukung termasuk alat pelindung diri, obat-obatan dan terapi, multicenter clinical trial, serta sosial-humaniora dan public health modelling.

Masih ada dana sebesar dana Rp29,4 miliar yang akan dikucurkan untuk pendaftaran proposal riset dan inovasi percepatan penanggulangan COVID-19 untuk tahap II. Proposal itu dapat meliputi pencegahan, skrining dan diagnosis, alat kesehatan dan pendukung, serta pengobatan dan terapi. Pendaftaran paling lambat 2 Juni 2020.

"Kami ingin proposal yang masuk benar-benar bisa menjawab apa yang masih ketinggalan terkait penanganan COVID-19," ujar Menristek Bambang.

Menristek Bambang mengharapkan pada tahap II, semua pihak atau individu yang ingin mendaftarkan proposal penelitian dan inovasi percepatan penanganan COVID-19 dapat mengeksplorasi bagian-bagian lain yang perlu diperkuat, yang belum dieksplorasi dari proposal penelitian yang sudah masuk sebelumnya, dan hal-hal baru yang belum diteliti.
Baca juga: Kemendikbud dorong perguruan tinggi lakukan riset penanganan COVID-19

Area lain yang bisa dieksplor lebih lagi antara lain terapi pengobatan COVID-19, stem cell untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat COVID-19, suplemen, serum, dan peningkatan sensitivitas perangkat tes diagnostik cepat deteksi COVID-19.

Penelitian yang dibutuhkan dan diharapkan ke depan juga terkait kehidupan normal baru di mana masyarakat bisa hidup bersama dengan kondisi sekarang dengan pandemik COVID-19.

Kemristek membuka kembali pendaftaran dan penyerahan proposal penelitian dan inovasi percepatan penanggulangan COVID-19 yang meliputi pencegahan, skrining dan diagnosis, alat kesehatan dan pendukung, serta pengobatan dan terapi.
Baca juga: 74 negara terlibat dalam upaya menemukan obat COVID-19

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020