Terjadi banyak kasus COVID-19, karena tempat tinggal padat
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 143 orang penduduk Kelurahan Kebon Melati menjalani tes cepat (rapid test) untuk mengetahui kondisi terkini kesehatan mereka karena terjadi peningkatan kasus COVID-19 di daerah itu.

"Kuota yang kami siapkan untuk 200 peserta, tapi hingga siang tadi, sampai penutupan ada 143 orang yang mengikuti tes," kata Lurah Kebon Melati Winetrin, di Balai Latihan Kesenian (BLK), Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin.

Pengambilan sampel darah mereka dilakukan di halaman SDN 01 Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Menurut Winetrin,  meningkatnya kasus COVID-19 terjadi karena padatnya pemukiman dan masih banyak warga tidak mengindahkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Terjadi banyak kasus COVID-19, karena tempat tinggal padat. Setiap RW itu berdempetan, rumahnya sangat banyak. Lalu kami pun prihatin karena masih sangat banyak belum mengindahkan PSBB," kata Winetrin.

Baca juga: Kasus konfirmasi positif COVID-19 di Jakarta bertambah 127

Lebih lanjut Winetrin mengatakan saat ini ada tiga RW yang memiliki status zona merah di Kelurahan Kebon Melati yaitu RW 012, 014, dan 015.

Untuk diketahui, dalam situs corona.jakarta.go.id Kebon Melati merupakan salah satu Kelurahan di DKI Jakarta yang masuk dalam 10 besar kelurahan dengan tingkat kasus COVID-19 tinggi.

Kebon Melati menempati urutan ketujuh di DKI Jakarta dengan 54 kasus dan menempati urutan ketiga di Jakarta Pusat setelah Petamburan dan Kebon Kacang.

Warga Kebon Melati dengan hasil "rapid test" reaktif langsung menjalani pengambilan sampel lanjutan yaitu tes swab dan akan menjalani isolasi mandiri di fasilitas BLK Jakarta Pusat sembari menunggu hasil tesnya keluar.

Baca juga: Pemkot Jakpus siapkan arena transit tes cepat di Kebon Melati

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020