setiap pengambilan keputusan strategis harus melalui pertimbangan risiko
Jakarta (ANTARA) - Ketua Center for Inclusive and Sustainable Development Universitas Prasetiya Mulya, Kadarusman mengatakan iklim ekonomi di tengah pandemi saat ini, menuntut sektor bisnis mempertimbangkan faktor risiko dalam menjalankan aktivitasnya.

"Dalam materi di S1 Business Economics, setiap pengambilan keputusan strategis harus melalui pertimbangan risiko, perhitungan dampak, serta memanfaatkan data dan informasi yang tersedia agar keputusan ekonomi dan bisnis menjadi optimal." ungkap Kadarusman yang juga salah satu Faculty Member S1 Business Economics Universitas Prasetiya Mulya dalam keterangannya, di Jakarta, Senin.

Kadarusman mengatakan dalam materi ini, mahasiswa mempelajari keputusan strategis dalam bisnis atau ekonomi dengan memanfaatkan data, informasi serta aplikasi teori ekonomi.

"Kita langsung praktik studi kasus dari perusahaan. Di antaranya dengan pihak industri seperti Adaro Energy, Tenggara Strategic, dan Gojek, termasuk organisasi seperti Center for Strategic and International Studies (CSIS) bahkan pemerintahan (Kemenperin)," ujarnya.

Baca juga: Tekfin Asetku mitigasi risiko bisnis respon dampak COVID-19

Business Economics membahas bagaimana menerapkan teori ekonomi untuk menyelesaikan masalah bisnis. Menganalisis dan memperkirakan situasi ekonomi dunia dan masalah ekonomi yang dapat mempengaruhi atau mempengaruhi keputusan bisnis yang strategis.

Lalu ada Business Mathematics, para praktisi di bidang ini akan menggunakan model matematika untuk optimalisasi data, seperti penentuan segmen pasar dan pembuatan strategi pemasaran yang tepat.

Melihat perkembangan dunia yang semakin kompleks, pengambilan keputusan perlu melibatkan prinsip pemodelan matematika dan statistika, jelas  Maydison Ginting, Ph.D., Kepala Program Studi S1 Business Mathematics Universitas Prasetiya Mulya.

"Dengan matematika dapat memperkuat analisa dan komputasi, mulai dari prediksi pasar yang lebih akurat sampai kepada penghematan biaya teknis," ujarnya.

Ilmu yang mempelajari tentang data kuantitatif dan numerik, merupakan keahlian yang dicari di era sekarang ini.

Baca juga: OJK : risiko bisnis bank sudah berkurang

"Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memiliki nilai akademik yang baik tetapi juga harus siap bekerja atau memiliki keterampilan profesional yang baik dan bersaing dengan lulusan lain dari seluruh dunia," kata Maydison.

S1 Business Mathematics Prasetiya Mulya merupakan jurusan pertama di Indonesia yang menerapkan program pembelajaran dan kerja terpadu (Co-op) dalam kurikulumnya.

Untuk memastikan mahasiswa menjalankan pekerjaan yang relevan, S1 Business Mathematics menggandeng lebih dari 100 perusahaan dalam program ini. Lebih dari 150 mahasiswa telah menjalankan Co-op di sejumlah perusahaan.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020