Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan India akan kerja sama
pembuatan mesin tekstil dan turbin pembangkit tenaga listrik 10.000 Mega Watt (MW) yang direncanakan tiga tahap.

"India berminat beberapa hal sementara kita melakukan restrukturisasi permesinan tekstil dan mempunyai masalah. Kapasitas kita belum terfokus ke mesin sehingga kita undang supaya mereka mau bekerja sama membuat mesin-mesin tekstil," kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris usai menerima delegasi pengusaha India di Jakarta, Kamis.

Selanjutnya akan diadakan pertemuan lebih lanjut membahas secara teknis mengenai pengembangan kapasitas pembuatan mesin-mesin tekstil seperti pemintalan dan pencelupan.

Selain mesin tekstil, India juga akan melakukan kerjasama untuk produksi turbin pembangkit listrik 10.000 MW yang proyeknya diperkirakan dilanjutkan hingga 2015.

"Tahun 2015 diharapkan kita akan kembangkan lagi tahap ketiga sebesar 10.000 MW. Tapi yang masih menjadi masalah adalah turbin karena yang kita punya baru berkemampuan 2 MW,"ujar Fahmi.

Menurut dia, delegasi pengusaha India yang dipimpin oleh Rajive Kaul menyambut baik rencana kerjasama tersebut mengingat India memiliki kemampuan untuk memproduksi mesin yang dibutuhkan Indonesia.

"Depperin berharap bisa bekerja sama membuat turbin dengan kapasitas 7-100 MW," tutur Fahmi.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka, Anshari Bukhari mengatakan bulan depan delegasi 10 perusahaan India itu akan kembali ke Jakarta untuk membicarakan lebih rinci rencana kerjasama tersebut.

"India kelihatannya sangat tertarik untuk membentuk kerja sama di dua hal itu (mesin tekstil dan turbin.Red)," ujar Anshari.

Indonesia berharap pengusaha India yang datang tidak hanya mempromosikan produknya namun juga menanamkan modalnya di Indonesia.

Perusahaan India yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain NICCA Corp., Tata International Ltd., Jetline Group Companies yang bergerak di bidang alat angkut, peralatan dan perlengkapan elektronik, perangkat lunak, konstruksi, jam tangan, bahan kimia, hydro power, serta pengembangan infrastruktur skala kecil, menengah dan besar.

India merupakan negara mitra dagang Indonesia yang penting dengan nilai total perdagangan dua negara pada 2008 mencapai 9,5 miliar dolar AS.

Ekspor Indonesia ke India mencapai 7,16 miliar dolar AS dan impornya sebesar 2,9 miliar dolar AS.

Selama Januari-April 2009 ekspor Indonesia mencapai 2,86 miliar dolar AS sedikit lebih rendah dibanding periode sama tahun sebelumnya 2,97 miliar dolar AS.

Investasi India di Indonesia selama beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup besar.

Perusahaan motor TVS yang memulai investasi dengan dana lima juta dolar AS akan meningkatkan investasinya tahun ini menjadi 10 juta dolar AS.

Beberapa perusahaan lainnya yang telah menyampaikan minat untuk
berinvestasi di Indonesia antara lain Bajaj Auto Limited, Relliance
Industry and National Alumunium Company (Nalco).(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009