Pebulu tangkis Tontowi Ahmad (kiri) dan Liliyana Natsir menggigit medali emas yang didapat usai mengalahkan pasangan Malaysia Peng Soon Chan dan Liu Ying Goh dua set langsung dalam partai final ganda campuran bulu tangkis Olimpiade Rio 2016 di RIo de Janeiro, Brazil, Rabu (17/8). Pasangan tersebut menyumbangkan emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade Rio 2016. ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Blake/foc. (ANTARA FOTO/Mike Blake)


Faktor usia hingga keluarga

Saat menggelar sesi bincang dengan wartawan secara virtual, Senin, Owi menyampaikan sejumlah alasannya untuk berhenti dari bulu tangkis.

Di usianya yang kini menginjak 32 tahun, Owi mengaku sudah merasa cukup dengan semua torehan prestasi di dunia bulu tangkis.

Pernyataan tersebut secara eksplisit juga menampik anggapan bahwa ia enggan meneruskan karir profesionalnya karena ketidakcocokan dengan pasangan barunya setelah ditinggalkan Butet yang lebih dulu pensiun tahun lalu.

Jika berkaca pada ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang juga pemain kawakan namun bisa bermain maksimal sampai sekarang, Owi menilai kondisi yang mereka alami berbeda.

Pasangan Hendra/Ahsan, kata Owi melanjutkan, sudah ditempa banyak pengalaman dan chemistry  bermain mereka sangat kuat. Hal tersebut berbeda dengan apa yang dialaminya, yang kehilangan rekan main terbaiknya dan kini terpaksa harus beradaptasi dua kali dengan pasangan baru dalam jangka waktu satu tahun.

Baca juga: Ini pesan pelatih Richard Mainaky untuk Tontowi Ahmad

Memupuk kedekatan, memahami permainan dan motivasi pasangan, serta menyatukan teknik permainan merupakan aspek yang tak bisa dilakukan sekejap mata, kata Owi menegaskan.

Selain puas dengan prestasi, Owi juga ingin membagi waktunya lebih banyak kepada keluarga, katanya.

Selama menjadi atlet, Owi mengaku kesulitan untuk bertemu dengan keluarganya karena padatnya kegiatan di pelatnas atau persiapan turnamen.

Owi sempat berdiskusi dengan keluarga, pelatih, hingga Butet sebelum akhirnya membulatkan tekad untuk pensiun.

Ia menceritakan, saat mengemukakan keinginannya untuk pensiun kepada Butet, mantan pasangannya tersebut mengaku tidak kaget dengan keinginannya tersebut.

Baca juga: Tontowi sempat berkonsultasi dengan Butet sebelum putuskan pensiun

Bahkan secara tidak langsung, Butet juga mendukung keputusan Owi untuk pensiun meski masih punya kemampuan dan berada di atas popularitas. Menurut Owi yang mengutip pernyataan Butet, atlet yang sudah meraih banyak gelar dan prestasi pasti akan menghadapi titik jenuh.

Kondisi itu berbeda jika sering mengalami kekalahan, yang muncul justru dorongan dan motivasi untuk terus main dan merebut banyak prestasi, katanya menceritakan.

Kabar Owi pensiun sebetulnya sudah beredar sejak bulan Februari, namun saat itu ia masih enggan berkomentar dan belum memberikan kepastian kepada awak media.

Mendekati pensiun, Owi menuturkan sering teringat dengan kenangan selama masih aktif bermain di lapangan. Misalnya saja saat sebelum tidur, pikirannya secara tiba-tiba melayang kembali saat berada di Birmingham, di China, atau turnamen lainnya.

Suasana saat memasuki lapangan, deg-degan karena menghadapi lawan yang sulit, hingga emosi yang meluap ketika memenangi sebuah turnamen juga turut mewarnai kegalauan Owi sebelum secara resmi menyatakan pensiun.

Kendati begitu, Owi tetap pada prinsip dan tujuan awalnya yaitu ingin kembali ke keluarga dan tak ingin lagi mengejar prestasi bulu tangkis membuatnya mantap mengirim surat pengunduran diri dari pelatnas kepada Ketua Umum PP PBSI Wiranto.

Baca juga: Ucapan terima kasih dari tokoh agama hingga wakil gubernur untuk Owi

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020