Yang dari Jakarta tidak terlalu banyak, tapi dari daerah Jateng dan Jabar yang paling banyak, kalau datang dari Jakarta itu jelas kelihatan dari kondisi kendaraan yang sudah agak kotor, tapi jarang.
Bantul (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan arus kendaraan yang terpantau dari Posko Pantau Mudik di ruas jalur wilayah perbatasan daerah ini sebagian besar berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat.

"Yang dari Jakarta tidak terlalu banyak, tapi dari daerah Jateng dan Jabar yang paling banyak, kalau datang dari Jakarta itu jelas kelihatan dari kondisi kendaraan yang sudah agak kotor, tapi jarang," kata Kepala Bidang Lalu Lintas (Kabid Lantas) Dishub Bantul Anjar Arintaka di Bantul, Selasa.

Menurut dia, ada tiga Posko Pantau Mudik yang didirikan di tiga ruas jalur perbatasan dengan kabupaten/kota lain di DIY, yaitu Posko di Jalan Wates Sedayu, Posko di Jalan Parangtritis Druwo dan Posko Srandakan. Dari tiga jalur itu, yang paling ramai arus di Jalan Wates Sedayu.

Baca juga: Arus kendaraan arah Puncak-Cianjur melonjak, pemeriksaan diperketat

Dia mengatakan, meski jalur di wilayah perbatasan terutama ruas Sedayu padat kendaraan sejak awal puasa hingga pertengahan Ramadhan, namun saat diperiksa dan didata hanya sedikit rombongan pemudik dengan tujuan Bantul, namun rata-rata tujuan Jawa Tengah yang melewati Bantul.

"Tidak terlalu banyak, memang ada satu dua kendaraan yang masuk, hanya biasanya dekat dan tidak kelihatan sebagai pemudik, karena ternyata punya mobil atau motor plat luar daerah tapi rumahnya Bantul, jadi tidak mudik dan kebetulan melintas," katanya.

Dia mengatakan, personel yang dilibatkan dalam siaga di tiga posko pantau mudik wilayah Bantul antara lain dari personel Polri, TNI, Dinas Kesehatan (Dinkes), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP dan Dishub, kemudian dibantu relawan dari elemen masyarakat.

"Setiap posko ada sekitar 17 sampai 20 personel komplit, dari Polri juga ada posko, jadi posko kita berdampingan dan gabung dengan Polri, ada tiga shift dalam 24 jam, shift pagi dari jam 07.00 sampai 14.00 WIB, siang dari jam 14.00 sampai 21.00 WIB, dan malam dari jam 21.00 sampai 07.00 WIB," katanya.

Baca juga: Polda Metro catat penurunan arus kendaraan ke luar Jakarta

Menurut dia, selama didirikan posko tersebut juga terjadi peningkatan arus lalu lintas kendaraan antara 10 sampai 20 persen, hal itu dimungkinkan karena semakin mendekati Lebaran, selain itu karena Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo sudah dibuka dan transportasi udara ada sinyal-sinyal kembali beroperasional.

"Posko kam8 laksanakan sampai tanggal 23 Mei, jadi satu hari sebelum Lebaran selesai kalau tidak ada perubahan, namun bisa diperpanjang apabila dibutuhkan, kami perpanjang selama tujuh hari ke depan," katanya.

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020