Ayo mulai sekarang, kita makan ikan
Jakarta (ANTARA) - Indonesia dikenal sebagai salah satu bangsa di dunia yang memiliki solidaritas tinggi.

Berdasarkan faktor modal sosial dalam The Legatum Prosperity Index tahun 2019, Indonesia berada dalam posisi kelima dari sekitar 160 negara yang diukur. Sedangkan faktor modal sosial itu mengukur kekuatan jaringan sosial dan pribadi, norma sosial, dan partisipasi sipil di dalam suatu negara.

Tidak mengherankan pula bila jiwa sosial mengilhami banyak kalangan di Tanah Air, untuk menghadirkan solusi dalam meringankan beban warga yang terkena dampak pandemi COVID-19.

Salah satunya adalah gagasan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, yang mencetuskan gerakan Nasi Ikan, yaitu dengan membagikan sekitar 15.000 bungkus nasi ikan yang dibagi ke masyarakat, termasuk bagi mereka yang akan berbuka puasa di bulan suci ini.

Menteri Edhy dalam sejumlah kesempatan memaparkan bahwa pembagian gerakan Nasi Ikan berlangsung setiap hari hingga akhir Ramadhan.

Sementara dana yang digunakan untuk membeli nasi ikan bukan bersumber dari APBN, melainkan hasil patungan dirinya bersama pegawai KKP di seluruh Indonesia.

Menteri Edhy menjelaskan, Gerakan Nasi Ikan yang tadinya hanya digalakkan di internal KKP, ternyata menarik perhatian sejumlah dermawan dan mitra KKP. Alhasil, pembagian nasi ikan kian ramai dan warga yang merasakan manfaatnya semakin banyak.

"Alhamdulillah banyak mitra KKP yang mau terlibat, seperti di Bali dan daerah lain di Indonesia. Semoga menjadi berkah dan saya percaya mereka melakukannya secara ikhlas," ujar Menteri Edhy.

Menteri Kelautan dan Perikanan menuturkan, gagasan pembagian nasi ikan di tengah pandemi selain untuk membantu masyarakat sekaligus mengajak masyarakat rutin makan ikan.

Hal tersebut, lanjutnya, karena kandungan gizi pada ikan diyakini mampu meningkatkan imunitas tubuh dan mendorong tumbuh kembang anak.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa COVID-19 hingga kini belum ada obatnya, serta upaya pencegahan yang paling efektif adalah dengan menjaga daya tahan tubuh.

Baca juga: KKP ajak warga konsumsi ikan untuk lawan corona

Serap tangkapan-panen
Selain itu, ujar dia, Gerakan Nasi Ikan bertujuan membantu penyerapan hasil tangkapan nelayan dan panen pembudidaya ikan yang ikut merasakan dampak ekonomi imbas pandemi.

Nasi ikan itu dibagikan langsung oleh pegawai KKP di berbagai lokasi, termasuk di wilayah perbatasan. Pada saat pembagian juga dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan yaitu mengenakan masker dan sarung tangan.

Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, Tb Ardi Januar juga menegaskan bahwa kegiatan Gerakan Nasi Ikan ini tidak menggunakan anggaran negara, melainkan hasil patungan para pegawai di lingkungan KKP baik di pusat maupun di Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di 150 titik di Indonesia.

Gerakan Nasi Ikan ini, kata Tb Ardi, melibatkan para pedagang kecil untuk produksinya, serta akan dibagikan para relawan yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.

Tb Ardi menjelaskan, dalam kondisi pandemi seperti saat ini, Menteri Edhy ingin jiwa solidaritas tumbuh di tengah masyarakat, sekaligus mengajak masyarakat agar rajin mengonsumsi ikan.

"Menteri Edhy optimistis, bila masyarakat tertib menjaga kesehatan, menjaga kebersihan, menjaga asupan pola makan, dan menumbuhkan jiwa gotong royong, dalam waktu cepat virus corona akan segera hilang dari Tanah Air, sehingga kondisi kembali berjalan normal seperti biasa," tegasnya.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto memaparkan nasi ikan yang dibagikan setiap UPT Ditjen Perikanan Budidaya (DJPB) berjumlah 100 bungkus setiap harinya dan kantor pusat DJPB sendiri ditargetkan 3.200 bungkus, sehingga total nasi bungkus yang akan dibagikan oleh DJPB kurang lebih sebanyak 33.200 bungkus selama 20 hari di bulan Ramadhan 1441 H ini.

Tidak gunakan APBN
Slamet menjelaskan bahwa dana gerakan membagikan nasi ikan ini merupakan hasil pengumpulan donasi para pegawai baik Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non ASN DJPB dan seluruh UPT DJPB yang menyisihkan gajinya, tidak menggunakan dana APBN.

Nasi ikan yang dikemas secara higienis ini diproduksi oleh warung-warung makan sederhana, dengan harapan dapat membantu warung yang penghasilannya berkurang akibat wabah COVID-19 ini sehingga dapur warung mereka bisa terus mengebul.

"Melalui gerakan 'Nasi Ikan' ini kita dapat membantu UMKM Indonesia, selain itu secara tidak langsung akan meningkatkan pembelian ikan hasil budidaya di masyarakat sehingga ikan yang dihasilkan pembudidaya dapat tetap terjual dan usaha budidaya ikan tetap berjalan di tengah pandemi COVID-19 ini," ujar Slamet.

Pembagian yang dilakukan di berbagai daerah juga menjadi bentuk perwujudan solidaritas dari pegawai KKP, seperti Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, M. Tahang yang membagikan nasi ikan hingga ke wilayah terjauh yang ditempuh dari BPBAP Ujung Batee yaitu Krueng Raya Kabupaten Aceh besar dan Alue Naga Banda Aceh, di mana kedua lokasi tersebut dipilih agar membantu meringankan beban hidup nelayan, pencari tiram dan masyarakat pesisir yang terdampak COVID-19.

Selain pembagian nasi ikan, selama bulan Ramadhan di tengah pandemi COVID-19 ini, DJPB melalui Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang bersama dengan Satuan Tugas Percepatan Penanggulang COVID-19 Desa Pusakajaya Utara Kabupaten Karawang menyusuri desa tersebut dengan mengedukasi pemutusan mata rantai penularan COVID-19 kepada warga masyarakat.

Di sejumlah wilayah, menu ikan juga dikonsumsi dengan mengandung gizi yang tinggi, seperti yang dilakukan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar yang memadukan menu ikan dan udang dengan tambahan menu anggur laut segar bumbu urap untuk dibagikan kepada masyarakat pesisir di Desa Mappakalompo, Sulawesi Selatan.

Seperti diketahui, anggur laut atau dikenal juga Lawi-lawi (Caulerpa sp.) atau latoh merupakan salah satu komoditas rumput laut yang dibudidayakan di BPBAP Takalar.

Anggur laut memiliki nilai manfaat yang sangat baik untuk bahan baku makanan maupun untuk obat atau farmasi dan juga kosmetik. Sebagai bahan baku makanan anggur laut kaya akan nutrisi seperti protein, karbohidrat, mikromineral (Fe,K,Ca), asam lemak dan vitamin yang bermanfaat bagi tubuh manusia.

Lawi-lawi juga merupakan komoditas yang cukup terkenal sampai ke mancanegara. Beberapa negara Asia seperti Jepang, Korea, Filipina, Malaysia, Vietnam dan beberapa negara di Amerika dan Eropa juga mengonsumsi anggur laut. Bahkan di Amerika dan Eropa, anggur laut lebih dikenal sebagai green caviar atau kaviar hijau.

Kawasan pelabuhan perikanan
Selain itu, Ditjen Perikanan Tangkap (DJPT) KKP juga berpartisipasi membagikan nasi ikan untuk masyarakat dan nelayan di kawasan pelabuhan perikanan oleh 22 UPT pelabuhan perikanan seluruh Indonesia.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap M. Zulficar Mochtar mengatakan pembagian nasi ikan tersebut dilakukan serempak mulai 30 April.

"Per hari, kita sediakan 100 nasi dengan lauk ikan di setiap lokasi. Artinya ada 2.200 nasi ikan setiap hari di setiap lokasi pelabuhan perikanan. Ini baru unit kerja DJPT, belum yang unit kerja dari Eselon 1 lain. Diperkirakan sehari mencapai 15 ribu nasi ikan," ujar Zulfikar.

Zulficar menambahkan tidak ada anggaran negara dalam gerakan ini. Para pegawai bersama mengumpulkan donasi untuk membeli ikan dari pengusaha kecil di kawasan pelabuhan perikanan.

Sebelumnya, KKP juga sudah membagikan alat pelindung diri kepada para nelayan, membagikan olahan perikanan kepada para petugas medis, serta menggandeng para pelaku usaha di bidang perikanan untuk membagikan ikan segar dan paket sembako di 34 provinsi.

Begitu juga dengan bagian lainnya di KKP, seperti Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) yang membagikan ribuan paket nasi dengan lauk ikan setiap hari hingga ke pelosok untuk meningkatkan imunitas masyarakat menangkal COVID-19.

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menyatakan bahwa di tengah wabah ini, perlu adanya empati dan toleransi tinggi untuk sesama.

"Tak hanya membantu masyarakat yang membutuhkan, gerakan berbagi nasi ikan ini juga membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar serta UMKM Indonesia, karena dibeli dari pelaku usaha kecil dan hasil masakan rumah tangga yang terkena dampak pandemi," paparnya.

Terlebih BRSDM memiliki 48 unit pelaksana tugas (UPT) yang tersebar dari Aceh hingga Sorong. Dengan adanya kerja sama antara staf UPT dengan penyuluh perikanan, gerakan ini pun diharapkan tepat sasaran hingga pelosok Indonesia.

Gerakan ini juga menyambangi wilayah paling timur di Indonesia, di mana Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan pembagian nasi ikan ke wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Distrik Sota, Merauke, Papua.

Pembagian nasi ikan itu bukan kali pertama bagi tim BKIPM. Sejak 1 Mei 2020 lalu, wilayah perbatasan menjadi fokus pembagian Nasi Ikan dari KKP.

Baca juga: KKP bagikan nasi ikan untuk tingkatkan imunitas tangkal COVID-19
Baca juga: KKP bagikan makanan di perbatasan Indonesia-Papua Nugini

Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020