Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat di Tanah Air tentang sejarah Hari Kebangkitan Nasional dan proses yang menyertainya, termasuk saat tokoh kebangsaan Dr Cipto Mangunkusumo melawan dan menangani wabah pes yang kini terasa relevan.

“Di hari kebangkitan nasional ini, kita bisa merujuk pada perjuangan Dr Cipto Mangunkusumo, yang berjuang di garda terdepan untuk membasmi penyakit pes yang saat itu sedang mewabah,” kata Presiden Joko Widodo dalam acara Peresmian Peluncuran Produk Riset, Teknologi dan Inovasi untuk Percepatan Penanganan COVID-19 melalui Video Conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.

Baca juga: Presiden luncurkan 55 produk inovasi dalam negeri tangani COVID-19

Baca juga: Presiden: Indonesia harus mampu hasilkan sendiri vaksin COVID-19


Ia mengatakan saat ini dunia juga sedang beradu cepat untuk menangani wabah COVID-19.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa ini untuk menjawab tantangan sebagaimana yang dilakukan tokoh kebangsaan pada masa lalu.

“Kita jawabnya dengan inovasi dan karya nyata yang konkret. Ini momentum baru bagi kebangkitan bangsa, momentum baru kebangkitan sains dan teknologi kita, khususnya di bidang kesehatan,” katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden mengaku bangga karena dari tangan-tangan anak bangsa bisa diciptakan produk yang sangat dibutuhkan.

“Kemarin saya tanya rapid test bisa produksi 100 ribu, PCR test kit juga sudah bisa jalan, sama di atas 100 ribu, kemudian juga ada emergency ventilator, kemarin saya lihat ada dari UI, ITB UGM, PT Dharma, Poly Jaya, tinggal produksinya. Kemudian ada juga Mobile BSL-2, ini juga sudah bisa kita kerjakan sendiri,” katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi minta petugas terapkan protokol kesehatan di pasar

Selain itu, ada juga produk Imunomodulator yang bisa dikerjakan sendiri dan produk Artifical Intelegence untuk deteksi COVID-19 yang juga bisa dikerjakan sendiri.

“Dari yang saya lihat kemarin, saya optimistis, hal-hal yang dulunya impor, bisa kita produksi sendiri,” katanya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020