Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Yusron Ihza Mahendra di Jakarta, Sabtu, menyatakan, perang terhadap terorisme harus secara total dilanjutkan, tetapi Pemerintah perlu mengembangkan cara-cara lain dalam menanggulangi masalah tersebut.

"Salah satu yang patut mendapat perhatian serius, ialah, jangan biarkan kaum muda digarap kelompok tertentu untuk dijadikan teroris. Artinya, perlu juga pendekatan lain dalam rangka penanggulangan terorisme," katanya kepada ANTARA, mengomentari dua penyergapan di tempat berbeda yakni di Bekasi, Jawa Barat serta Temanggung, Jawa Tengah, Jumat hingga Sabtu.

Terhadap penyergapan di Jati Asih dan Temanggung, menurut Yusron Ihza Mahendra, Komisi I DPR RI sangat mendukungnya.

"Keberhasilan Polri dan pihak intelijen itu pantas mendapat apresiasi," kata mantan jurnalis internasional yang pernah lama menempati posnya di Tokyo.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, di Jati Asih, Bekasi, dua pelaku teror ditembak, sementara dari Temanggung dilaporkan, orang yang dianggap sebagai teroris nomor satu di Indonesia, Noordin M Top, juga tewas dalam operasi penyergapan yang dilakukan oleh Densus 88 Sabtu.

"Sekarang sudah waktunya kita perlu pendekatan lain dalam menanggulangi terorisme, menyusul keberhasilan Polri dan pihak intelijen dalam menemukan serta melakukan penangkapan terhadap para teroris di Temanggung maupun di Jatiasih itu," ujarnya.

Namun, menurut Yusron Ihza Mahendra, selain menempuh cara "perang total terhadap terorisme", Pemerintah perlu mengembangkan pula cara-cara lain dalam menanggulangi aksi-aksi teroris tersebut.

"Yaitu, tanggulangi teroris pada inti permasalahannya. Tanpa penyelesaian pada jantung masalahnya, perang terhada teroris dapat menjadi sebuah perang abadi, perang tanpa akhir," katanya.

Dalam hal ini, menurut Yusron Ihza Mahendra, ibarat menyembuhkan penyakit, Pemerintah dengan begitu perlu bukan hanya sekedar menghilangkan `sympthom` atau gejala penyakitnya saja.

"Dalam kaitan itu pula, maka saya perlu mengatakan, bahwa mencegah kaum muda agar tidak digarap kelompok tertentu jadi teroris, tentu merupakan salah satu upaya yang patut mendapat perhatian serius mulai sekarang," tegasnya.

Pada prinsipnya, menurutnya, aksi teroris didorong oleh rasa tidak puas dari orang-orang yang tertindas dan tersingkir.

"Termasuk (yang terpinggirkan) oleh sistem dunia yang repressif. Dan kita memang bukan harus damai denga teroris, tapi bukan pula harus perang secara abadi kan," kata Yusron Ihza Mahendra.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009