Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku tidak kecewa setelah teroris yang berhasil dibunuh polisi di Temanggung beberapa waktu lalu ternyata bukan Noordin M Top gembong teroris yang paling dicari selama ini.

"Presiden tidak kecewa bahkan memberi apresiasi atas upaya Kepolisian menangkap sejumlah teroris dalam waktu dekat," kata Mensesneg Hatta Rajasa usai mendampingi Presiden Yudhoyono menerima empat dubes baru negara sahabat di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.

Menurut Hatta, keberhasilan polisi membongkar dan menangkap jaringan teroris pelaku pemboman Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott 17 Juli lalu harus dihargai seluruh masyarakat, meski Noordin belum bisa ditangkap.

"Pengejaran teroris jangan terpaku hanya kepada Noordin. Yang dikejar kan kelompoknya, siapapun itu. Jangan salah, Ibrohim (yang dibunuh Polisi di Temanggung) juga otak kelompok teroris itu, dan bukan orang sembarangan," katanya.

Meski gagal menangkap Noordin, kerja polisi membongkar pelaku teror bom tidak boleh disalahkan karena hasil yang didapat sudah cukup baik dengan menangkap dan membunuh sejumlah anggota jaringan teroris, lanjut Hatta.

"Kenapa menangkap Ibrohim butuh 17 jam, itu tidak salah. Kita harus memberi apresiasi karena tidak banyak negara yang bisa membongkar jaringan teroris ini dalam waktu cepat setelah melakukan pengeboman," katanya.

Menurut Hatta, fakta masih berkeliarannya sejumlah teroris di Indonesia harus segera diantisipasi dengan membuat peraturan perundangan yang bisa mengecilkan ruang gerak teroris.

"Sudah saatnya mengeluarkan produk undang-undang yang membuat kita tidak ragu memerangi teroris, demi melindungi masyarakat dan negara. DPR bisa pikirkan itu," katanya.

Sebelumnya Kepala Divisi humas Polri Irjen Pol Nanan Soekarno mengumumkan tersangka teroris yang tewas di Temanggung adalah Ibrohim bukan Noordin M Top. Ibrohim adalah perangkai bunga pada Hotel JW Marriott dan menjadi otak pemboman 17 Juli. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009