Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka jatuh lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor merealisasikan keuntungan mereka dari kenaikan baru-baru ini.

Investor memilih beralih ke mata uang tunai yang aman, didorong oleh meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China dan keraguan tentang pemulihan ekonomi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, merosot 30,2 dolar AS atau 1,72 persen, menjadi ditutup pada 1.721,9 dolar AS per ounce.

Emas berjangka naik 6,5 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.752,1 dolar AS per ounce pada akhir perdagangan Rabu (20/5/2020) dan terangkat 11,2 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.745,60 dolar AS per ounce pada Selasa (19/5/2020), bangkit dari kerugian sebelumnya.

"Ekuitas secara signifikan overbought, banyak uang mengalir ke industri teknologi, jadi ada ketakutan perdagangan di sana ketika Anda mulai melepasnya ... Emas akan berada di bawah sedikit tekanan ketika orang-orang mencoba dan meningkatkan modal," kata Phil Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

"Tapi itu bukan lempar handuk (situasi). Itu hanya mundur, itu saja."

Indeks-indeks utama Wall Street melemah karena meningkatnya ketegangan AS-China dan kekhawatiran tentang pemulihan dari kemerosotan ekonomi akibat virus corona merusak sentimen. Ukuran ketakutan Wall Street sempat naik 30 poin selama sesi ini.

Emas kadang-kadang bergerak seiring dengan ekuitas tahun ini, terutama karena aksi jual tajam mendorong investor untuk menjual logam untuk uang tunai atau untuk menutupi margin call.
 
Juga membebani emas adalah penguatan dolar, yang telah menjadi saingan safe haven di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China.

Tetapi penurunan terbaru dalam emas juga didorong oleh aksi ambil untung setelah kenaikan kuat baru-baru ini, kata para analis, dengan logam telah melonjak ke level tertinggi sejak Oktober 2012 di 1.764,55 dolar AS awal pekan ini.

"Namun, jumlah besar sekali stimulus moneter dalam sistem, kebutuhan itu berlanjut untuk beberapa waktu dan risiko inflasi semuanya bullish untuk emas dalam jangka panjang," kata analis OANDA, Craig Erlam.

Pembuat kebijakan Federal Reserve AS mengakui kemungkinan langkah-langkah dukungan lebih lanjut jika penurunan ekonomi berlanjut.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 66,7 sen atau 3,7 persen, menjadi ditutup pada 17,364 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli jatuh 68 dolar AS atau 7,28 persen, menjadi menetap pada 866,5 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga emas naik, dibatasi peningkatan minat pasar pada aset berisiko
Baca juga: Emas "rebound" dipicu ketakutan resesi sekalipun ekonomi dibuka lagi
Baca juga: Harga emas turun 21,9 dolar AS, investor lirik aset-aset berisiko

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020