Kami merencanakan ‘capital expenditure’ (belanja modal) awalnya Rp12 triliun, kemudian ada pengurangan Rp3 triliun-Rp3,5 triliun, sehingga belanja modal hanya Rp9 triliun.
Jakarta (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia memangkas biaya modal sebesar Rp3,5 triliun sebagai langkah strategis untuk menambal arus kas yang bocor akibat pandemi COVID-19.

“Kami merencanakan ‘capital expenditure’ (belanja modal) awalnya Rp12 triliun, kemudian ada pengurangan Rp3 triliun-Rp3,5 triliun, sehingga belanja modal hanya Rp9 triliun,” kata Direktur Utama PT KAI Didiek Hartanto dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.

Baca juga: PT KAI siap layani perjalanan dinas masyarakat

Untuk itu, Didiek mengatakan, pihaknya harus mengurangi atau menunda investasi, terutama yang sifatnya bukan proyek strategis nasional (PSN).

“Seperti LRT Jabodetabek yang investasinya Rp6,9 triliun, konstruksinya di Bekasi Timur, Cawang, Dukuh Atas ini sesuai pemerintah, (PSN) tetap dilaksanakan sisanya kami kurangi,” katanya.

Ia menuturkan sisa belanja modal Rp9 triliun difokuskan untuk pengembangan angkutan barang di Sumatera Selatan.

“Itu lah yang akan menjadi mesin pertumbuhan, terbukti masa COVID-19 ini, angkutan barang menjadi faktor pendapatan KAI,” katanya.

Baca juga: Jelang Idul Fitri, KAI siapkan angkutan barang

Didik juga telah menyiapkan skenario terburuk serta asumsi kinerja apabila COVID-19 bertahan hingga Agustus 2020 dan Desember 2020 mengingat sumber pendapatan dari penumpang tergerus hingga 90-93 persen.

Kapasitas kereta api jarak jauh hanya diperbolehkan maksimal 50 persen dan kereta rel listrik (KRL) 35 persen dari kapasitas semestinya mengikuti aturan yang berlaku, yakni Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2020 tentang tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Virus Corona (Covid-19) serta Surat Edaran Gugus Tugas Nomor 4 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19).

 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020