Makassar (ANTARA News) - Front Pembela Islam (FPI) Indonesia Timur (Intim) tidak mendukung, bahkan mengecam gerakan terorisme dan kekerasan yang selama ini terjadi, terutama pemboman di dua hotel di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Kami sebagai organisasi pembela Islam, tidak mendukung gerakan teroris dan kekerasan, Islam tidak mengenal tindakan terorisme dan kekerasan, Islam itu agama damai," kata Panglima FPI Intim, Habib Muhmud Bin Umar Al Hamid, di Makassar, Jumat.

Menurutnya, sebagai organisasi perjuangan Agama Islam yang sering diidentikkan dengan gerakan garis keras, FPI justru sangat tidak mendukung gerakan terorisme dan tindakan-tindakan kekerasan yang terjadi selama ini.

"Kalau ingin berjihad, lebih baik kami ke Afganistan dan negera-negara Timur Tengah lainnya untuk membantu para saudara muslim disana," tambahnya.

Untuk mencegah tindakan terorisme di Indonesia, kata pemimpin FPI Sulawesi Selatan (Sulsel) ini, maka perlu bersatu padu dan bersama-sama memerangi tindakan teroris dengan tidak memberinya peluang kepada teroris.

"Yang terbaik adalah jangan berikan peluang pada teroris," jelasnya.

Habib Mahmud juga mengajak seluruh masyarakat Sulsel beserta aparat keamanan untuk tidak memberi ruang gerak kepada teroris.

"Namun, kami melawan terorisme lebih persuasif, sebab dalam Islam tidak ada kekerasan," ujarnya.

Selain itu, Habib Mahmud menyinggung tempat-tempat maksiat dan tempat hiburan malam yang beroperasi di Sulsel.

Demi menjaga kesucian bulan Ramadan, dia meminta agar satu minggu sebelum bulan puasa, tempat-tempat maksiat, restauran, warung-warung makan dan tempat-tempat hiburan agar segera ditutup.

"Kepada masyarakat mohon kerjasamanya, agar tempat-tempat maksiat selama bulan Ramadan ditutup. Ini demi menjaga bulan suci Ramadan," imbaunya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009