Seoul (ANTARA News/AFP) - Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak, Sabtu, menyerukan perundingan dengan Korea Utara dengan tujuan membersihkan senjata nuklir dari Semenanjung Korea dan mengurangi senjata-senjata konvensional.

"Senjata nuklir tidak menjamin keamanan Korea Utara. Mereka hanya menyuramkan masa depannya," kata Lee dalam pidato memperingati Hari Kemerdekaan Korea pada 1945 dari kekuasaan Jepang.

"Bersama dengan perlucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea, pengurangan senjata konvensional Korea Utara dan Selatan harus dibahas," katanya sambil menyerukan Korea Utara bersedia melakukan perundingan.

Lee menegaskan kembali bahwa Korea Selatan bisa membantu Pyongyang dalam menghentikan isolasi internasional dan memakmurkannya jika negara komunis tersebut menyerahkan bom atomnya.

"Kalau Korea Utara sampai pada keputusan demikian, pemerintah Korea Selatan akan memberlakukan program baru untuk perdamaian di Semenanjung Korea," kata Lee.

Suatu program internasional yang bertujuan membantu pembangunan ekonomi Korea Utara yang hancur dan perbaikan standar hidup rakyat Korea Utara, kemudian akan dilaksanakan, tambahnya.

Ini adalah untuk pertama kalinya Lee, yang memimpin pemerintah konservatif itu, membuat seruan terbuka bagi pengurangan senjata konvensional, kata para analis di Seoul.

Lee sebelumnya menawarkan bantuan jangka lama dalam jumlah besar kepada Korea Utara sebagai imbalan perlucutan nuklir yang dilakukan sepenuhnya, namun tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Pyongyang.

Kedua Korea secara teknik masih terlibat perang, sejak Perang Korea 1950-53 yang hanya diakhiri dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian.

Lebih dari 600.000 tentara Korea Selatan, didukung 28.500 tentara Amerika Serikat, dikirimkan ke Semenanjung Korea, untuk menghadapi potensi ancaman dari Korea Utara yang mempunyai kekuatan militer 1,1 juta prajurit.

Hubungan kedua negara sejak pemerintah konservatif di Seoul mengambilalih kekuasaan Februari tahun lalu, setelah kedua negara melakukan dua pertemuan puncak. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009