Untuk tahun 2009 universitas yang berdiri sejak tahun 1955 ini memberikan jatah sekitar 25 mahasiswa dari Indonesia atau 30 persen dari kuota yang disediakan untuk 75 mahasiswa dari seluruh Asia.
Namun, kata Dekan Fakultas Teknik Shia-Chung Chen ketika menjelaskan program itu di hadapan perwakilan dari 18 universitas di Indonesia, jumlah itu bisa berkurang jika memang peminat dari Indonesia sedikit.
Shia-Chung Chen berada di Jakarta bersama sekitar 10 profesor universitas tersebut untuk menjelaskan program bea siswa tersebut. Di Indonesia, CYCU telah menjalin kerjasama dengan Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) sejak tahun 2005.
Melalui Inkud inilah pada tahun 2006, CYCU menerima lima mahasiswa penerima beasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Kelima mahasiswa tersebut telah menyelesaikan studinya, empat orang di antaranya meneruskan bekerja di Taiwan dan seorang lainnya memperoleh tawaran untuk melanjutkan program S3 di Jerman.
"Rombongan CYCU datang ke sini karena angkatan pertama penerima beasiswa menunjukkan prestasi yang baik. Mereka kembali menawarkan program ini karena dalam dua tahun ini yakni 2007 dan 2008 tidak ada pengiriman beasiswa," kata Ketua Umum Inkud Herman Wutun.
Mengenai program studi yang ditawarkan, Shiang-Chung Chen mengatakan, ada 11 program berbahasa Inggris di antaranya bioteknologi, tehnik sipil, tehnik industri, bisnis dan managemen internasional dan nanoteknologi.
Beasiswa DIGS ini mencakup biaya studi, tunjangan bulan sebesar NT $6.000 selama dua tahun untuk mahasiswa S2, dan NT $8.000 selama empat tahun untuk S3, asrama sekolah, dan belajar bahasa Mandari selama satu tahun.
Untuk tahun ini, program beasiswa sudah dibuka dan diharapkan pada September mahasiswa baru sudah masuk. Permohonan beasiswa bisa melalui online ke http://oia.cycu.edu.tw atau email ke juliashu@cycu.edu.tw. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Patut bagi penerima beasiswa, kelak akan ada kemungkinan anda akan dipakai sebagai peneliti di nagara tersebut, entah penelitian tersebut akan merugikan atau tidak bagi NKRI.
Untuk saran setelah belajar, menulislah buku2 tentang apa yang kalian pelajari. Ini yang diembankan pada mahasiswa Jepang yang belajar keluar negeri disaat PDII.