Surabaya (ANTARA News) - Wilayah Jawa Timur diguncang gempa bumi sebanyak empat kali dalam kurun waktu selama tiga bulan terakhir.

"Meskipun tergolong sebagai daerah aman dari ancaman gempa besar, dalam tiga bulan terakhir wilayah Jatim diguncang empat kali gempa berskala kecil," kata Petrus Demon Sili, analis bencana Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas II Tretes, di Surabaya, Kamis.

Ia menyebutkan, gempa pertama terjadi pada 15 April 2009 pukul 06.39 WIB yang berpusat di 5.45 lintang selatan (LS)-115.06 bujur timur (BT) dengan kedalaman 694 kilometer berkekuatan 4,7 skala Richter. Gempa tersebut terjadi kurang lebih 216 kilometer timur laut Sumenep dan tidak berpotensi terjadi tsunami.

Gempa kedua terjadi pada 9 Juni 2009 pukul 22.42 WIB di 8.86 LS-112.50 BT pada kedalaman 18 kilometer dengan kekuatan 4,9 skala Richter. Pusat gempa berada di dasar laut kurang lebih 95 kilometer sebelah tenggara Blitar dan tidak berpotensi tsunami.

Kemudian gempa ketiga terjadi pada 13 Juli 2009 pukul 12.15 WIB pada kedalaman 20 kilometer dengan kekuatan 4,9 skala Richter, tepatnya di 89 kilometer sebelah tenggara Blitar.

Disusul gempa terakhir pada 28 Juli 2009 pukul 19.50 WIB pada kedalaman 13 kilometer dengan kekuatan 5,4 skala Richter. Pusat gempa terjadi di 96 kilometer sebelah tenggara Blitar dan tidak berpotensi tsunami.

"Dari data ini dapat disimpulkan bahwa wilayah selatan Jatim merupakan daerah yang paling rawan terjadi gempa. Hal itu disebabkan karena di wilayah selatan, tepatnya di Samudra Hindia ada dua lempeng bumi yang cenderung bergerak," kata Petrus dalam rapat koordinasi pemetaan daerah rawan bencana di Surabaya itu.

Ia menjelaskan, wilayah Indonesia dilalui jalur pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara-timur laut dan menyusup ke dalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah barat daya dan menyusup ke dalam lempeng Eurasia dan Indo-Australia.

"Akibatnya, di Indonesia sering terjadi gempa bumi. Dan empat pusat gempa tersebut adalah daerah yang dilintasi lempeng bumi tersebut," katanya menambahkan.

Dikemukakannya pula, kendati dapat terjadi di mana pun dan kapan saja, tanpa mengenal musim, gempa sering terjadi di tempat-tempat tertentu, di sekitar batas lempeng dan banyak terdapat sesar aktif di sekitar batas lempeng.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009