Timika (ANTARA News) - Jajaran Kepolisian Daerah Papua saat ini masih mengusut kasus penembakan terhadap dua unit kendaraan trailer Freeport oleh orang tak dikenal di Mile 41 ruas jalan yang menghubungkan Timika-Tembagapura, Sabtu (22/8).

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Agus Rianto di Timika, Minggu, menjelaskan kejadian tersebut berlangsung Sabtu sekitar pukul 16.45 WIT saat kedua mobil yang memuat kontainer kosong dan dikawal aparat gabungan Bimob dan TNI itu sedang melintas dari Mile 50 menuju LIP Kuala Kencana.

Mobil yang terkena tembakan yaitu bernomor lambung 02-0816 yang dikemudikan Fetrik Kabarek dan nomor lambung 02-0725 yang dikemudikan Julius Nani Patiung , keduanya karyawan PT Kuala Pelabuhan Indonesia.

Saat melewati Mile 41, mobil yang dikemudikan Fetrik terkena tembakan hingga menyebabkan kaca pintu kiri mobil pecah. Sementara mobil yang dikemudikan Julius terkena tembakan pada radiator.

Agus Rianto mengatakan polisi belum bisa memastikan apakah pelaku penembakan terhadap kedua mobil tersebut merupakan pelaku yang sama yang selama ini membuat teror di areal Freeport.

Kasus penembakan terhadap kendaraan Freeport tersebut merupakan yang ke tiga dalam 10 hari terakhir.

Pada 12 Agustus lalu, terjadi tiga kali penembakan terhadap kendaraan Freeport di sekitar Mile 45 ruas jalan Timika-Tembagapura.

Beberapa hari kemudian, tepatnya pada Minggu (16/8), iring-iringan bis yang memuat karyawan Freeport dari Gorong-gorong Timika menuju Tembagapura ditembak oleh orang tak dikenal di sekitar Mile 43-44 hingga menyebabkan lima karyawan Freeport terluka.

Terkait makin rawannya keamanan di ruas jalan yang menghubungkan Timika menuju Tembagapura, manajemen PT Freeport Indonesia mengambil keputusan untuk menghentikan sementara waktu mobilitas karyawan hingga situasi keamanan benar-benar pulih.

"Yang kita utamakan adalah keselamatan karyawan dan keluarga. Mobilisasi karyawan akan disesuaikan dengan situasi di lapangan," kata Juru Bicara PT Freeport Indonesia, Mindo Pangaribuan.

Sejumlah warga di Mimika mensinyalir pelaku teror di Freeport selama ini bukanlah orang biasa, namun orang terlatih yang sudah sangat mengenal medan di sekitar areal tambang.

Di samping itu, pelaku dinilai memiliki keberanian yang tinggi dengan terus meneror Freeport di saat pengamanan di areal obyek vital nasional tersebut semakin ketat dengan mengerahkan sedikitnya 1.000 personil gabungan TNI dan Polri.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009