Bogor (ANTARA News) - WWF-Indonesia dan "The Borneo Initiative" (TBI) meresmikan komitmen mereka dalam menyelamatkan salah satu hutan yang paling bernilai di dunia, yaitu Kalimantan.

Koordinator WWF Global Forest & Trade Network (GFTN) Indonesia, Aditya Bayunanda, dalam penjelasan kepada ANTARA News di Bogor, Selasa, mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman (MoU) secara resmi telah dilakukan pekan lalu.

TBI adalah sebuah yayasan yang berbasis di Belanda yang didirikan tahun 2008. Tujuan pembentukan TBI adalah sebagai platform yang mampu mengakselerasikan manajemen hutan lestari di Indonesia melalui sertifikasi LEI (Lembaga Ekolabel Indonesia) dan FSC (Forest Stewardship Council) dengan melibatkan para pemangku kepentingan.

Target TBI adalah berkontribusi -melalui funding, mengetahui dan akses ke jaringan para pihak- untuk meningkatkan area tersertifikasi LEI-FSC di Indonesia dari jumlah 1 juta hektare saat ini menuju 3 juta hektare pada tahun 2012.

Kerja sama itu, katanya, telah menandai kesepakatan mereka dalam mengeliminasi pembalakan liar dan mencapai manajemen hutan lestari di Kalimantan melalui sertifikasi hutan.

"Penandatanganan MoU tersebut mengindikasikan kesempatan kolaborasi antara GFTN dan TBI dalam akselerasi sertifikasi manajemen hutan lestari di Indonesia," katanya.

GFTN adalah salah satu inisiatif WWF dalam memerangi pembalakan liar. Jaringan GFTN mempromosikan manajemen hutan bertanggung jawab di Amazon, Amur-Heilong (Rusia), Kalimantan, Sumatra, Congo, Mekong (Asia Tenggara) dan daerah-daerah lain dimana hutan-hutan terancam.

Ia menambahkan, penandatanganan MoU itu juga merupakan kelanjutan dari konferensi bertajuk "Jakarta Conference: Linking Dutch Markets to Borneo`s Sustainable Forest" yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26-29 Maret 2007.

Pada konferensi tersebut, asosiasi perumahan Belanda menyatakan komitmen mereka dalam membangun 100.000 rumah dalam waktu lima tahun mendatang dengan menggunakan kayu bersertifikat dari FSC yang berasal dari Kalimantan.

Sementara itu, Dewan Penasehat WWF Indonesia, Tati S Darsoyo mengatakan, baik WWF-Indonesia dan TBI percaya bahwa hutan yang terkonservasi dengan baik merupakan perpaduan antara manajemen lestari, kemajuan sosial, dan ekonomi tinggi, serta terjaganya kawasan bernilai konservasi tinggi.

Sedangkan Dewan Eksekutif TBI Jesse Kuijper menyatakan bahwa kerjasama unik itu dipersembahkan untuk meningkatkan manajemen hutan lestari di Indonesia.

"Hanya kerjasama dengan pemangku kepentingan yang mampu membawa kita ke hasil baik di masa mendatang," katanya.

Hasil yang baik itu diharapkan terwujud melalui dukungan keuangan dari perusahaan-perusahaan besar di Eropa, juga dengan semangat pasar yang mengekspresikan komitmen mereka berkontribusi dalam solusi untuk manajemen hutan lestari di Indonesia. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009