Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dan DPR sepakat akan mengalihkan dana stimulus fiskal untuk pembangunan pasar tradisional yang tidak terserap ke daerah yang siap dan butuh melakukan revitalisasi pasarnya.

Hal itu terungkap dalam kesimpulan hasil Rapat Kerja Departemen Perdagangan dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR Jakarta yang berlangsung sejak Selasa (25/8) malam hingga Rabu dini hari.

"Komisi VI DPR RI menyetujui dana pembangunan Pasar Turi Surabaya dialihkan ke Pasar Blauran Surabaya, Situbondo, Banyuwangi dan Kota Palu," kata Wakil Ketua Komisi VI yang memimpin Raker tersebut, Agus Hermanto.

Selain itu, Raker juga menyepakati pengalihan dana revitalisasi pasar tradisional di Bukit Tinggi untuk dialihkan ke Aceh Besar. Sedangkan dana pembangunan Pasar Kotamobagu tetap.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Depdag, Subagyo mengatakan pemerintah daerah (pemda) Jawa Timur sebelumnya memang meminta dana senilai Rp5 miliar untuk revitalisasi Pasar Turi dialihkan ke Pasar Blauran saja.

Sedangkan Pemkot Bukit Tinggi mengaku tidak mampu memanfaatkan dana pembangunan pasar tradisional tepat pada waktunya, yaitu sebelum akhir tahun ini.

Direktur Bina Pasar dan Distribusi, Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Depdag, Jimmy Bella menjelaskan pengalihan dana stimulus tersebut bisa dilakukan asal telah disetujui oleh DPR.

"Nanti tinggal melaporkan persetujuan DPR kepada Departemen Keuangan, asalkan tidak mengubah jumlah alokasi anggarannya," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengungkapkan realisasi penyerapan dana stimulus pembangunan pasar tradisional dan gudang senilai total Rp335 miliar masih sangat rendah mengingat mekanisme penyalurannya harus melalui tender sesuai Keppres 80/2003.

"Rendahnya penyerapan anggaran itu disebabkan karena baru tujuh daerah yang sudah melakukan pencairan sebagian kecil dari dana pembangunan fisik pasar," kata Mendag.

Ketujuh daerah tersebut adalah Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kota Pontianak, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Buru.

Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Depdag mendapatkan alokasi dana stimulus fiskal sebesar Rp215 miliar untuk revitalisasi pasar tradisional di 23 kabupaten/kota untuk 37 unit pasar.

Sebanyak Rp120 miliar dana stimulus fiskal sisanya dialokasikan kepada Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) untuk pembangunan gudang di 34 daerah kabupaten/kota dengan jumlah 35 unit gudang dan enam unit silo.

Hingga tanggal 19 Agustus 2009, penyerapan anggaran untuk pembangunan pasar tercatat sebesar Rp14,972 miliar atau 6,88 persen.

Sedangkan penyerapan anggaran pembangunan gudang baru mencapai Rp3,8 miliar atau 3,17 persen yang digunakan untuk belanja operasional dan perencanaan.

"Penyerapan dana akan signifikan ketika pembangunan fisik telah rampung 100 persen," ujarnya.

Meski demikian, Mendag mengatakan hampir seluruh kabupaten/kota penerima dana stimulus telah melaksanakan tender dan diharapan pada akhir Agustus 2009 telah ditetapkan pemenang tender sehingga pembangunan gudang dapat dilaksanakan dan penyerapan anggaran mencapai 100 persen pada akhir November 2009.

Pada kesempatan itu, anggota DPR dari fraksi Partai Demokrat, Atte Sugandhi mengkhawatirkan lambatnya penyerapan dana stimulus fiskal tersebut.

"Ada yang pada awal Agustus baru ditenderkan, nanti tidak cukup waktunya, kan tender butuh 90 hari," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009