Meski sejumlah tempat publik akan dibuka kembali, tidak berarti masyarakat beraktivitas dengan cara-cara kebiasaan lama.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh berpendapat era normal baru semestinya diawali dengan membangun paradigma disesuai dengan perubahan karena terjadi peristiwa tidak normal.

"Kalau membangun new normal mestinya diawali membangun mindset dahulu, paradigma dahulu, dan tetap berpegang teguh pada sistem nilai supaya new normal tidak kehilangan tata nilainya," kata M. Nuh dalam halalbihalal Dewan Pers secara virtual, Jumat.

Ia menegaskan bahwa semua pihak harus berubah apabila ingin menjalankan normal baru karena wabah COVID-19 telah membongkar tatanan yang sudah ada dan memaksa masyarakat di berbagai belahan bumi untuk berubah.

Menurut dia, tiada jawaban untuk pertanyaan yang sering muncul, yakni kapan wabah karena virus corona itu akan berakhir.

Baca juga: Dewan Pers dorong media mendapatkan insentif ekonomi akibat COVID-19

Baca juga: Dewan Pers: Perusahaan pers harus bantu pekerja terdampak COVID-19


Sebelumnya, kata dia, terdapat perkiraan Juli 2020 akan berakhir, kemudian mundur menjadi Oktober 2020 dan masih mungkin akan memakan waktu yang lebih lama.

"Kapan akan berakhir? Tergantung pada perilaku sosial, kebijakan pemerintah, dan implementasinya," kata M. Nuh.

Sebelumnya, Pemerintah mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 saat memasuki era normal baru.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly menjelaskan bahwa normal baru merupakan perubahan perilaku untuk menjalankan tugas aktivitas normal dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

"Artinya, meski sejumlah tempat publik akan dibuka kembali, tidak berarti masyarakat beraktivitas dengan cara-cara kebiasaan lama," katanya.

Pada saat memasuki era normal baru, kata dia, diperlukan disiplin yang tinggi dan kerja sama yang baik dalam menerapkan protokol kesehatan agar mata rantai penyebaran COVID-19 dapat diputus.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020