Ke depannya, diharapkan akan banyak peneliti Balitbangtan yang masuk jajaran 500 peneliti terbaik nasional
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Dr Yiyi Sulaeman dinobatkan sebagai satu dari 500 peneliti terbaik versi Science and Technology Index (SINTA) yang diumumkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).

Kepala Balitbangtan Kementerian Pertanian (Kementan)  Fadjry Djufri merasa bangga atas pencapaian Yiyi Sulaeman dan akan terus berupaya mempercepat hilirisasi para peneliti Balitbangtan.

"Salah satunya adalah mengikuti standar pemeringkatan seperti SINTA ini. Ke depannya, diharapkan akan banyak peneliti Balitbangtan yang masuk jajaran 500 peneliti terbaik nasional," ujar Fadjry melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Yiyi yang saat ini menjabat Kepala Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) Kalimantan Selatan itu berada di posisi 149 dari 500 peneliti terbaik. Selain itu ia meraih posisi pertama untuk lingkup peneliti dari Balitbangtan.

Dikenal sebagai ahli pemetaan tanah digital, dia aktif terlibat di berbagai jurnal ilmiah, di antaranya adalah Tropical Wetland yang diterbitkan CRC Press tahun 2020, di mana ia menjadi lead editor buku berskala internasional tersebut.

Baca juga: Balitbangtan lakukan pemutakhiran peta lahan gambut

Baca juga: Tingkatkan produksi pangan, Balitbangtan siap optimalkan lahan gambut


Publikasi internasional lainnya adalah Wetland Development for Agriculture in Indonesia 1935 to 2013: Historical perspective and lessons learned. Ia juga menulis ulasan A Framework for Development of Wetland for Agricultural Use in Indonesia pada 2019.

"Banyak literatur kita yang harus ditulis dalam bahasa Inggris agar dikenal dunia," kata Yiyi.

Yiyi merupakan pakar pemetaan tanah digital (digital soil mapping) pertama di Indonesia. Ilmu ini ini dirancang untuk memperoleh sistem informasi tanah dengan mengolah data secara spasial dan non-spasial.

Untuk memperoleh data secara lebih komprehensif dan akurat, Yiyi memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI).

"Banyak metode yang telah populer digunakan di disiplin ilmu lain dapat diadopsi pada disiplin ilmu tanah," tuturnya.

Baca juga: BPTP Banten tingkatkan produksi jagung di lahan kering

Baca juga: Balitbangtan kembangkan teknologi olahan cabai



 

Pewarta: Subagyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020