New normal akan lebih bisa kita prediksi dan melakukan banyak hal positif nanti
Jakarta (ANTARA) - Kementerian BUMN menyampaikan kemampuan Rumah Sakit BUMN melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) COVID-19 yang terus meningkat, memudahkan prediksi pelaksanaan kenormalan baru ke depannya.

"New normal akan lebih bisa kita prediksi dan melakukan banyak hal positif nanti," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Ia menambahkan dengan meningkatnya tes PCR COVID-19 juga akan memudahkan melakukan pelacakan (trace) serta penanganan (treat) menjadi semakin cepat.

"Akan semakin bagus, sehingga kita bisa mengantisipasi dan memprediksi perkembangan Corona ke depan," ucapnya.

Dijelaskan Arya, tes PCR di RS BUMN masih bisa terus ditingkatkan hingga lebih dari 5.000 tes per harinya.

Menurut catatan, Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (Pertamedika IHC) ditunjuk Pemerintah sebagai rumah sakit rujukan COVID-19.

Pada tanggal 29 Mei 2020, tes PCR di RS BUMN telah mencapai 1.307 per hari, atau 34 persen dari total test PCR nasional yang sebanyak 3.854 tes.

Beberapa RS BUMN yang melakukan tes PCR selama 5 hari terakhir (22-26 Mei 2020), antara lain RS Krakatau Medika Banten dengan jumlah total mencapai 53 tes PCR, RS Pelni Jakarta 244 tes PCR, RS Pusat Pertamina Jakarta 183 tes PCR, RS Pertamina Jaya Jakarta 622 tes PCR, RS Pelabuhan Cirebon 34 tes PCR.

Selanjutnya, RS Pertamina Cilacap 51 tes PCR, RS Pelindo Husada Citra (PHC) Surabaya sebanyak 304 test PCR, RS Pertamina Balikpapan sebanyak 50 tes PCR, RS Pertamina Sorong sebanyak 896 test PCR.

Sementara itu, pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio mengatakan tes PCR COVID-19 merupakan salah satu bagian dari upaya pencegahan penyebaran yang lebih luas.

"Sampai hari ini belum ditemukan vaksinnya, dengan meningkatnya kemampuan tes COVID-19 kita akan tahu seberapa besar masyarakat terpapar, itu jadi upaya preventif yang harus terus dilakukan," ucapnya.

Ia mengharapkan kemampuan tes PCR COVID-19 setiap daerah dapat sama. Dengan begitu, upaya memulihkan kembali aktivitas ekonomi dapat lebih mudah.

"Masyarakat bagian dari aktivitas ekonomi, kalau masyarakat terpapar justru aktivitas ekonomi tidak berjalan. Kita saling terkoneksi antar daerah, maka itu kemampuan tes COVID-19 harus sama setiap daerah," katanya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan penanganan COVID-19 di lingkungan BUMN dilakukan melalui pendekatan trace (lacak), test (uji), dan treat (penanganan) atau 3T.

"Metode yang kita lakukan melalui 3T, yakni trace, test, dan treat," ujar Menteri Erick di Jakarta, Selasa (26/5).

Baca juga: Pertamina berikan 185 ribu APD untuk RS BUMN

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020