Vanda merupakan salah satu jenis anggrek yang sangat digemari penganggrek di daerah tropis dan subtropis
Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) terus melakukan pengembangaan tanaman Anggrek Vanda guna mengurangi ketergantungan terhadap impor produk tersebut.

Kepala Balithi Rudy Soehendi menyatakan Anggrek Vanda merupakan jenis anggrek yang banyak dibudidayakan untuk tujuan komersial, selain Anggrek jenis Dendodrium, Cattleya, dan Orcidium.

"Balitbangtan telah melaksanakan kegiatan pemuliaan anggrek secara berkesinambungan untuk menghasilkan varietas unggul baru sehingga dapat memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat setiap tahunnya," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) ia menyebutkan produksi anggrek bunga potong pada 2018 sebanyak 24,7 juta tangkai. Sementara itu nilai ekspor pada 2018 sekitar 339.686 dolar AS meningkat dibanding tahun 2017 yang berkisar 292.963 dolar AS dengan tujuan ekspor Jepang, Singapura, Korea, Jerman, Belanda, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Peneliti pemulia tanaman Minangsari Dewanti menambahkan kegiatan perbanyakan klonal Anggrek Vanda dimulai sekitar tahun 2010, karena siklus hidup tanaman tersebut yang panjang maka diperlukan waktu bertahun-tahun untuk melakukan penelitian.

"Vanda merupakan salah satu jenis anggrek yang sangat digemari penganggrek di daerah tropis dan subtropis, karena memiliki beberapa karakter unggul dibanding jenis anggrek lainnya," katanya.

Keunggulan Anggrek Vanda, lanjutnya, yaitu bunga beraneka warna dan corak, bunga besar, bentuk bunga menarik, rajin berbunga (2 – 3 kali per tahun), ketahanan mekar bunga lama dan mudah budidayanya.

Menurut dia, saat ini Vanda masih jarang diusahakan di Indonesia dan hanya terbatas pada Anggrek Vanda potong seperti Vanda Genta Bandung, Arachnis Maggie Oei, dan Aranthera James Storie yang berwarna ungu, kuning pucat, dan merah.

"Namun anggrek-anggrek tersebut belum dapat dijadikan sebagai tanaman utama dalam rangkaian bunga dan anggrek pot, hampir semuanya diimpor dari Thailand," ujarnya.

Sementara itu Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menyampaikan hingga saat ini Balitbangtan sudah merilis lebih dari 30 varietas anggrek karena memiliki potensi meningkatkan kesejahteraan petani dan memperluas lapangan pekerjaan.

"Mudah-mudahan Badan Litbang Pertanian bisa meningkatkan inovasinya tiga kali lipat dari yang ada sekarang, baik dari varietas yang dihasilkan maupun diseminasi yang terkait dengan penyebaran tanaman hias," katanya.

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020