Pada bulan Mei BPS menyatakan inflasi terjadi karena ada peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sembilan indeks kelompok pengeluaran.
Pekanbaru (ANTARA) - Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,54 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 103,74 pada Mei 2020.

“Komoditas yang memberikan andil peningkatan harga pada Mei 2020, antara lain bawang merah, ayam hidup, telepon seluler, daging ayam ras, tarif kendaraan travel, udang basah, petai, sepeda motor, wortel, angkutan antar kota, tarif dokter umum dan ikan tongkol,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Misfaruddin dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Selasa.

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil penurunan harga, antara lain cabai merah, telur ayam ras, bawang putih, gula pasir, kentang, emas perhiasan dan minyak goreng.

Baca juga: BPS sebut tren perlambatan inflasi mulai terjadi di berbagai negara

Inflasi pada Mei terjadi karena pengaruh momen Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, karena konsumsi masyarakat menyambut Lebaran sedikit meningkat meski pada saat yang sama sebagian besar Riau khususnya di Kota Pekanbaru diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pada April lalu, Riau mengalami deflasi -0,26 persen karena penurunan harga pada tiga indeks kelompok pengeluaran di antaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Pada bulan Mei BPS menyatakan inflasi terjadi karena ada peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sembilan indeks kelompok pengeluaran. Di antaranya kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,49 persen, diikuti kelompok transportasi sebesar 1,10 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,96 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,81 persen.

Baca juga: Tarif angkutan udara dan bawang merah sumbang inflasi Sumbar pada Mei

Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,22 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,20 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,10 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,04 persen dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,02 persen.

“Di sisi lain satu kelompok mengalami deflasi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar -0,13 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga relatif stabil dibanding bulan sebelumnya,” ujarnya.

Dari tiga kota yang dihitung IHK oleh BPS untuk mendapatkan angka inflasi, semua kota mengalami inflasi. Yaitu Kota Pekanbaru inflasi sebesar 0,44 persen, Kota Dumai sebesar 0,95 persen dan Kota Tembilahan sebesar 0,62 persen.

Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, lanjutnya, 22 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertiggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,20 persen, diikuti oleh Kota Dumai sebesar 0,95 persen dan Kota Padangsidimpuan sebesar 0,76 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,01 persen.

Di Indonesia, dari 90 kota yang menghitung IHK, sebanyak 67 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,20 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Pinang, Kota Bogor, dan Kota Madiun masing-masing sebesar 0,01 persen. 

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020