Jakarta (ANTARA) - Imunisasi anak di tengah pandemi COVID-19 harus dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat dan hanya dilakukan kepada anak yang sehat, kata Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) drg. R. Vensya Sitohang M.Epid.

"Perubahan yang pasti bagaimana protokol kesehatan tetap dilaksanakan dalam pelayanan imunisasi. Bahwa selama ini bisa tanpa alat pelindung diri (APD) tapi sekarang untuk petugas sudah harus menggunakan masker bedah," kata dia dalam diskusi dengan topik "Imunisasi anak di tengah pandemi"  yang diadakan AJI Indonesia di Jakarta, Selasa.

Namun demikian, ada saat petugas harus berada dalam jarak yang dekat dengan anak maka proses penyuntikan atau pemberian penetesan harus dilakukan dalam waktu secepat mungkin.

Fenomena baru di fasilitas layanan kesehatan juga berupa triase atau pemisahan anak sehat dan sakit sudah harus dilakukan lebih awal. Jika tidak dikondisikan dengan baik oleh petugas kesehatan, kata dia, akan berdampak kepada ketakutan oleh orang tua untuk membawa anaknya menjalani imunisasi.

Baca juga: Kemenkes tegaskan imunisasi anak harus berjalan saat pandemi

Baca juga: Gugas COVID-19: "Herd imunity" tercipta dalam waktu lama


"Walau tidak ada jaminan, ada upaya kita untuk memberikan perlindungan kepada orang tua dan anak yang sehat untuk mendapatkan imunisasi," kata Vensya.

Terkait imunisasi anak di tengah pandemi maka diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk menyukseskannya, kata Sekretaris II Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Catherine M. Sambo.

Koordinasi itu contohnya adalah jika anak sedang sakit atau memiliki riwayat kontak dengan pasien positif COVID-19 maka lebih baik menunda dulu kunjungan imunisasi. Selain itu, agar protokol kesehatan dapat berjalan maka orang tua dapat merencanakan jadwal kunjungan dan membuat janji terlebih dahulu.

Kedatangan orang tua di fasilitas layanan kesehatan juga harus sesuai dengan waktu yang dijanjikan dan harus dipastikan anak serta orang yang mengantar dalam keadaan sehat.

"Semua anak harus mendapat imunisasi lengkap sesuai jadwal agar terlindung dari risiko kecacatan dan kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," kata dia.*

Baca juga: Ganjar minta puskesmas tetap layani imunisasi saat pandemi COVID-19

Baca juga: Peneliti: Antiserum IgY kandidat baik untuk pengobatan COVID-19

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020