cukup berisiko untuk mulai membuka sekolah
Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster memberikan bantuan sosial tunai kepada siswa SD, SMP hingga SMA/SMK/SLB swasta se-Bali, sebagai salah satu upaya meringankan beban orang tua siswa di tengah pandemi COVID-19.

"Kebijakan ini bertujuan untuk mewujudkan percepatan penanganan COVID-19 di Bali, juga dampaknya terhadap ekonomi pada masyarakat dalam bentuk Jaring Pengaman Sosial," kata Koster dalam penyerahan bantuan sosial tunai secara simbolis itu, di Gedung Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Kamis.

Orang nomor satu di Bali itu mengemukakan pemberian bansos ini merupakan implementasi dari Pergub No 15 Tahun 2020 tentang Paket Kebijakan Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali.

"Khususnya siswa yang orang tuanya terkena dampak COVID-19 ini, kami berikan bantuan selama tiga bulan dengan anggaran total Rp11.080.018.000 untuk 19.859 orang siswa jenjang SD hingga SMA/SMK/SLB," ujarnya.

Baca juga: Koster gelontor Rp38,2 miliar untuk siswa-mahasiswa terdampak COVID-19

Anggaran tersebut merupakan hasil refokusing dan realokasi anggaran Pemprov Bali. "Bantuan ini kami berikan khusus untuk siswa sekolah swasta, karena untuk sekolah negeri sudah di-cover oleh dana BOS dan skema bantuan lainnya," ucapnya.

Untuk jenjang SD, bantuan diberikan sebesar Rp 450.000 untuk masing-masing siswa, jenjang SMP Rp600.000, dan jenjang SMA Rp750.000.

Secara rinci bantuan tunai untuk jenjang SMP se-Bali terealisasi sebanyak 4.972 orang dengan anggaran sebesar Rp2.271.658.000.

Jenjang SMA se-Bali terealisasi sebanyak 2.816 orang dengan anggaran sebesar Rp1.647.220.000. Jenjang SMK se-Bali terealisasi sebanyak 9.318 orang dengan anggaran sebesar Rp6.002.640.000. Selanjutnya untuk SLB se-Bali terealisasi sebanyak 103 orang dengan anggaran sebesar Rp28.740.000.

Gubernur Koster mengatakan bantuan tersebut diperlukan bagi siswa-siswi di sekolah swasta di tengah dampak COVID-19 kepada masyarakat terutama di sektor ekonomi.

"Siswa swasta ini yang saya lihat belum banyak tersentuh skema bantuan dari pemerintah pusat dan Provinsi Bali adalah satu-satunya di Indonesia yang memikirkan dan menerapkan kebijakan ini," ujarnya.

Baca juga: Gubernur Bali gelontorkan stimulus untuk koperasi terdampak COVID-19

Dengan bantuan tersebut, Koster mengharapkan pihak sekolah tidak lagi memungut SPP selama tiga bulan sesuai dengan jumlah bantuan.

Gubernur Bali mengharapkan bantuan itu bisa meringankan beban orang tua di tengah kondisi seperti saat ini.

"Bantuan yang kita berikan ini, bukan hanya untuk siswa, tetapi juga sektor koperasi, sektor UMKM, pegawai yang PHK/dirumahkan dan sektor informal hingga masyarakat tidak mampu. Komitmen kita juga di sektor pendidikan, bahkan hingga ke tingkat perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Kebijakan ini juga merupakan yang satu-satunya di Indonesia," katanya.

Mantan anggota DPR RI tiga periode ini juga kembali menegaskan untuk lembaga pendidikan masih diterapkan kebijakan belajar di rumah untuk siswa sedangkan 5 Juni hanya kantor pemerintahan yang mulai buka, dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Jadi, saya harapkan adik-adik bersabar dulu untuk belajar di rumah, kita hindari dulu sistem pembelajaran konvensional berkaca dari negara-negara lain, yang saya lihat perkembangannya cukup berisiko untuk mulai membuka sekolah," ucapnya.

Bali, menurut Gubernur Koster, sudah mendapatkan pengakuan dari pemerintah pusat sebagai daerah dengan penanganan COVID-19 terbaik di Indonesia terlebih melihat tingginya angka kesembuhan dan rendahnya angka kematian.

"Kami bekerja keras siang malam, untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 di Bali. Kita berdoa bersama agar secepatnya bisa diatasi agar kita bisa kembali beraktivitas dengan normal," katanya.

Baca juga: Ada 17 kasus baru, positif COVID-19 di Bali meningkat jadi 482 orang

Sementara itu, Kepala SD Jambe Agung, Batubulan, Gianyar, Dewa Ayu Oka Sri Astuti mengaku sangat bersyukur dengan perhatian dari Pemprov Bali yang juga memberikan bantuan kepada para siswa di sekolah swasta.

"Siswa kami yang berjumlah 605 orang kebanyakan orang tuanya sangat terdampak secara ekonomi dengan merebaknya COVID-19 ini. Bantuan dari Bapak Gubernur tentu sangat meringankan siswa kami," ujarnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/kota se-Bali serta perwakilan kepala sekolah dari SD, SMP, SMA/SMK/SLB seluruh Bali.

Baca juga: Bali United lanjutkan program donasi masker
Baca juga: Anggota DPD: Jangan sampai ada orang Bali tidak makan

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020