Jakarta (ANTARA) - Deputi V Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani mengatakan Indonesia bisa belajar dari pengalaman tiga negara dalam menerapkan kehidupan normal baru dari pandemi COVID-19.

"Terkait arah atau kebijakan normal baru semua negara saat ini sedang sama-sama belajar, namun saya akan mengambil contoh praktik tiga negara, yaitu Brazil, Kosta Rika dan Korea Selatan," kata Jaleswari dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.

Negara pertama yakni Brazil, katanya, mulai menerapkan normal baru meski angka penduduk yang terinfeksi COVID-19 sedang melonjak tajam bahkan menjadi kedua tertinggi di dunia.

Baca juga: BNPB: Perubahan perilaku penting dalam normal baru saat pandemi

Kebijakan tersebut timbul, menurut dia, tidak lepas dari berbagai konflik politik yang terjadi pada elite tingkat pusat serta antara pusat dan daerah di negara itu yang sebenarnya telah terjadi sejak sebelum pandemi COVID-19.

Di tengah kekacauan situasi politik dan tidak konsistennya kebijakan pemerintahan Brazil, lanjut Jaleswari, memunculkan sebuah langkah kesadaran, yakni masyarakat mandiri, tergerak sendiri dari tingkat bawah untuk berupaya menangani pandemi COVID-19.

Pengalaman terbentuknya kedisiplinan dan kesadaran masyarakat untuk memerangi COVID-19 tersebut, katanya, patut menjadi contoh bagi Bangsa Indonesia apalagi ketika memasuki tatanan normal baru yang membutuhkan dua hal tersebut untuk menjamin protokol kesehatan bisa berjalan dengan baik.

Kosta Rika juga memulai kebijakan normal baru, dari negara tersebut dapat diambil pembelajaran, yakni tetap bisa melakukan upaya maksimal, beradaptasi dengan pandemi meski memiliki keterbatasan yang cukup besar baik dari infrastruktur kesehatan maupun anggaran belanja negara.

Baca juga: PDEI sarankan pemerintah matangkan persiapan adaptasi normal baru

Kemudian, Korea Selatan menjadi negara yang terbaik dalam melakukan penanggulangan COVID-19, baik dari kebijakan, sistem, sampai tingkat kedisiplinan dan kesadaran, budaya masyarakat.

Beberapa waktu lalu Korea Selatan juga memberlakukan kebijakan normal baru, sejumlah lokasi keramaian dan sekolah kembali diizinkan setelah pembatasan ketat, namun ternyata terjadi peningkatan masyarakat terpapar COVID-19 pada klaster baru.

Negara tersebut akhirnya meliburkan kembali sekolah-sekolah sama seperti saat pembatasan yang diberlakukan sebelum kebijakan normal baru.

"Jika tahapan-tahapan yang ditempuh tidak membuahkan hasil sesuai yang kita harapkan, kita harus berani untuk mengambil langkah balik atau menyesuaikan langkah-langkah kita ambil tadi," ujarnya.

Mempersiapkan tatanan normal baru, menurut Jaleswari, memerlukan peran aktif dari seluruh komponen bangsa dalam menerapkan pola hidup sehat serta bertanggung jawab dalam melaksanakan aktivitas sesuai protokol kesehatan.

Kemudian, pemerintah akan fokus dalam mengeluarkan kebijakan dan regulasi berupaya keras melakukan penanganan COVID-19 melalui kementerian kesehatan dan lain-lain, kerja sama seluruh pihak untuk memastikan keberlangsungan kehidupan yang lebih baik.

Baca juga: Wapres: Tatanan Baru jadi peluang bagi industri halal dan UMKM

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020